Perluas Pasar, KBRI Amman Dorong Pelaku Ekspor UMKM Masuk Yordania

Ilustrasi pelaku UMKM. dok. Beritajakarta.id.
EmitenNews.com - Pemerintah terus berusaha membuka pasar ekspor bagi pelaku ekonomi. KBRI Amman mendorong para pelaku ekspor dan UMKM untuk memasuki pasar Yordania melalui rangkaian acara seminar dan pameran produk di dua kota yakni di Amman dan Irbid. Dari kegiatan yang akan digelar rutin tersebut, diharapkan dapat meningkatkan neraca perdagangan antara kedua negara.
Rencananya, KBRI Amman menggelar Seminar Bisnis dan Produk Indonesia di Yordania pada Kamis dengan menggandeng Indonesia Jordan Business Council (IJBC). Acara akan dilanjutkan dengan "business matching" antara pelaku bisnis di Yordania dan sembilan pelaku ekspor dari Indonesia.
Dalam keterangannya yang dikutip Selasa (15/4/2025), Duta Besar RI untuk Yordania merangkap Palestina, Ade Padmo Sarwono mengatakan kegiatan itu adalah untuk memperkenalkan lebih banyak produk Indonesia ke pasar negara tersebut. Tujuannya adalah untuk terus menerus mempromosikan produk-produk Indonesia.
“Kami targetkan supaya lebih banyak produk Indonesia yang bisa diperkenalkan, karena kalau di Yordania ini, semua orang sudah tahu ada kopi sachet misalnya. Kita coba untuk pamerkan produk-produk lain yang bisa diterima di pasar Yordania," ujar Dubes Ade Padmo Sarwono.
Produk yang ditawarkan dalam kesempatan itu beragam mulai dari makanan jadi, kopi, briket, cat, beras hingga perhiasan.
Dubes Ade memaparkan bahwa melalui kegiatan yang akan digelar rutin tersebut, diharapkan dapat meningkatkan neraca perdagangan antara kedua negara.
"Ini untuk meningkatkan keseimbangan neraca dagang antara Indonesia dan Yordania yang dua tahun ini menunjukkan angka peningkatan meski sempat ada penurunan karena ada situasi di Gaza," ujarnya seperti ditulis Antara.
Selama ini, data dari peta dagang International Trade Center menunjukkan total nilai perdagangan antara Indonesia dan Yordania pada Januari-Mei 2024 adalah sebesar USD426,2 juta, atau sekitar Rp6,85 triliun. Ekspor terbesar adalah perhiasan, arang kayu, kayu lapis dan kaviar. Sedangkan impor terbesar dari Yordania adalah fosfat, pupuk, emas dan garmen.
Ke depannya, agenda seminar bisnis dan pameran produk tersebut direncanakan untuk digelar dengan menghadirkan lebih banyak pelaku ekspor asal Indonesia, jika situasi memungkinkan.
Seorang peserta pameran, CEO Hugo Inovasi, Astin Atsna mengatakan tertarik untuk memasuki pasar Yordania untuk semakin memperluas pasarnya. Selama ini, ia menyasar pasar produk organik ke Eropa, Amerika, Australia.
“Itu pasar utama kita. Untuk Timur Tengah, kita baru masuk ke Saudi Arabia. Harapannya kita bisa masuk ke lebih banyak pasar di Timur Tengah," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, para pebisnis dari Yordania juga diundang untuk mengikuti Jakarta Halal Expo and Conference yang digelar pada 30 Agustus-1 September serta Trade Expo Indonesia 2025 pada 9-12 Oktober.
Keduanya akan digelar di lokasi sama yakni di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang, Banten. ***
Related News

Ace Medical Products Indonesia Investasi Rp1,7 Triliun di KITB Jateng

Tarif Baru Royalti Minerba Sudah Keluar, Bahlil Ungkap Masa Transisi

Semarak Penerbitan Surat Utang Korporasi, Pefindo Catat Rp46,7 Triliun

Keyakinan Konsumen Terjaga, IKK Maret 202 di Level 121,1

Trisula Textile (BELL) Sepakat Tebar Dividen Rp5M

Respon RI Diapresiasi, AS Undang Indonesia ke Washington