EmitenNews.com - Manajemen PT Pertamina Patra Niaga mengakui adanya penyesuaian harga bahan bakar minyak non-subsidi. Namun untuk harga BBM subsidi seperti pertalite, solar, dan elpiji 3 kg dipastikan tetap, tidak ada kenaikan.


Area Manager Communication Relation & CSR Sumbagut PT Pertamina Patra Niaga, Taufikurachman, mengungkapkan mulai Minggu, 10 Juli, Pertamina melakukan penyesuaian harga untuk produk bahan bakar khusus (BBK) atau BBM non subsidi.


Untuk wilayah Sumatera Utara (Sumut), harga Pertamax Turbo (RON 98) menjadi Rp16.550 dari sebelumnya Rp14.800 per liter. Kemudian Pertamina Dex (CN 53) menjadi Rp16.850 dari Rp14.000 per liter dan Dexlite (CN 51) Rp15.350 dari Rp13.250 per liter.


Untuk elpiji non subsidi (bright gas) akan disesuaikan dari sebelumnya Rp91.000, sekarang jadi Rp104.000 sedangkan bright gas 12 kg sebelumnya Rp189.000, sekarang jadi Rp215.000.


"Walau harga Indonesian Crude Price (ICP) untuk BBM dan Contract Price Aramco (CPA) untuk elpiji masih tinggi, harga BBM bersubsidi tidak ikut dinaikkan," ujar Taufik di Medan, Minggu (10/7).


Harga minyak ICP per Juni menyentuh angka 117,62 dolar AS per barel atau lebih tinggi sekitar 37 persen dari harga ICP pada Januari 2022.


Tren harga CPA juga masih tinggi pada Juli mencapai 725 dolar AS per metrik ton (MT) atau lebih tinggi 13 persen dari rata-rata CPA sepanjang 2021.(fj)