70 kreditur tersebut mewakili 92 persen dari yang hadir terhadap jumlah tagihan Rp3.443.931.191.611,82 ekuivalen dengan jumlah suara sebanyak 344.395 atau 93,3 persen menyatakan setuju.

 

Dari 76 kreditur, 70 kreditur menyetujui rencana perdamaian dan 6 kreditur tak menyetujui.

 

Sejumlah 6 kreditur yang tak setuju itu mewakili 8 persen dari jumlah kreditur yang hadir yang mewakili jumlah tagihan Rp246.129.977.001,46 atau dengan ekuivalen jumlah suara sebanyak 24.613 yang mewakili presentase tak setuju yakni sebesar 6,67 persen.

 

"Dari dua golongan, yaitu kreditor separatis dan kreditor konkuren, yang separatis berhasil meraih 100 persen suara setuju senilai kurang lebih Rp3,4 triliun, di konkuren 93,3 persen mewakili 100 persen suara konkuren, dengan total tagihan Rp7,3 triliun itu disetujui mayoritas kreditor separatis dan konkuren setuju (Proposal perdamaian Sriwijaya Air)," ujar Januardo kepada awak media di Jakarta, Rabu 12 Juli 2023. 

 

Lebih lanjut Januardo mengungkapkan, kreditor konkuren yang tidak menyetujui proposal perdamaian yang diajukan Sriwijaya Air, sifatnya adalah abstein.

 

Mereka adalah investor asing yang memang masih menunggu approval dari kliennya. 

 

"Mereka abstein karena masih menunggu approval dari kliennya, karena mereka asing kan, ada hal-hal yang membatasi ruang gerak. Yang satu tidak setuju itu biasa ya, mungkin alasan komersial. Tapi mayoritasnya 93 persennya setuju, artinya proposal perdamaian Sriwijaya Air ini betul-betul bisa dipercaya bisa dilakukan oleh para kreditor," ungkap Januardo. 

 

Adapun lama penundaan pembayaran kepada kreditor, kata dia, bervariasi, dengan tenggat waktu 8 tahun hingga 15 tahun.