EmitenNews.com - PT PLN (Persero) menyiapkan tiga skenario dalam upaya melakukan transisi energi. Salah satu skenarionya seperti yang sudah berjalan; beralih dari energi fosil ke energi baru terbarukan (EBT) secara bertahap.


"Untuk mengurangi emisi, PLN membangun skenario transisi energi tidak hanya fokus pada satu skenario, tetapi kami membuka tiga skenario," jelas Executive Vice President of Energy Transition and Sustainability PLN Kamia Handayani di Jakarta, Senin.


Skenario pertama terkait dengan transisi menuju energi baru terbarukan (EBT). Meski begitu, Kamia mengatakan PLN tidak akan langsung bertransisi dari energi fosil ke EBT secara menyeluruh, melainkan secara bertahap.


Kamia menjelaskan PLN terus memantau perkembangan teknologi yang bisa diterapkan oleh perusahaan dalam upaya bertransisi energi.


Skenario kedua terkait pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). PLN memang berencana menutup PLTU, namun Kamia menggarisbawahi rencana tersebut tidak diterapkan ke seluruh PLTU milik PLN.


"Tidak semua PLTU kami pensiunkan. Ada yang kami pertahankan tetapi disertai dengan teknologi co-firing, amonia, CCUS (Carbon Capture Utilization and Storage), dan gas," ujar Kamia.


Ia menambahkan, pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) juga tidak akan dipensiunkan seluruhnya, tetapi juga menerapkan co-firing dengan hidrogen.


Kamia juga menyampaikan PLN lebih berfokus pada peralihan dari power generation menuju low carbon power dalam upaya bertransformasi ke energi hijau.


Skenario terakhir adalah mengupayakan pengurangan emisi dari pembangkit fosil dengan mengutilisasi energi primer yang ada di Indonesia. Terlebih, Indonesia memiliki sumber daya energi yang beragam yang bisa dioptimalkan untuk mendiversifikasi energi. Sementara itu PLN sendiri membuka peluang untuk mengutilisasi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).(*)