EmitenNews.com - PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) menegaskan peringkat idAAA untuk PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dan peringkat idAA(sy) untuk Sukuk Subordinasi Mudharabah BSM Tahun 2016 milik Bank yang masih beredar. Sukuk Subordinasi yang masih beredar berada dua tingkat lebih rendah dari peringkat Perusahaan, yang mencerminkan potensi terjadinya write-down atas efek tersebut jika Bank berada pada kondisi non-viable, sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 11/POJK.03/2016. Prospek untuk peringkat kredit Perusahaan adalah stabil.

 

Analis Pefindo Handhayu Kusumowinahyu dan Kreshna Dwinanta Armand dalam rilisnya Jumat (5/11) menjelaskan, obligor berperingkat idAAA merupakan peringkat tertinggi yang diberikan oleh PEFINDO. Kemampuan obligor untuk memenuhi


komitmen keuangan jangka panjangnya, relatif terhadap obligor Indonesia lainnya, adalah superior. Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat idAA(sy) hanya berbeda sedikit dengan peringkat tertinggi. Kemampuan emiten untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas kontrak pendanaan syariah dibandingkan emiten Indonesia lainnya adalah sangat kuat.

 

Peringkat tersebut mencerminkan kemungkinan dukungan yang sangat kuat dari pemegang saham mayoritasnya, posisi yang sangat kuat di segmen perbankan syariah, permodalan yang sangat kuat, dan likuiditas dan fleksibilitas keuangan yang sangat kuat. Akan tetapi, peringkat tersebut dibatasi oleh kualitas aset yang moderat, tulis analis Pefindo.

 

Peringkat dapat diturunkan jika PEFINDO menilai ada penurunan dukungan induk yang material, yang dapat diindikasikan dari penurunan kepemilikan saham yang signifikan atau kontribusi Bank Syariah Indonesia ke induk yang menurun.

 

Bank Syariah Indonesia dibentuk pada Februari 2021 berdasarkan penggabungan usaha antara PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank BNISyariah dan PT Bank Syariah Mandiri. Pada tanggal 30 Juni 2021, pemegang saham Bank Syariah Indonesia adalah PT Bank Mandiri(Persero) Tbk (50,83%), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (24,85%) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (17,25%),DPLK BRI Saham Syariah (1,60%), PT BNI Life Insurance (0,01%), PT Mandiri Sekuritas (0,00%) dan publik (5,46%). Bank Syariah Indonesia menjalankan bisnisnya didukung oleh lebih dari 20,000 karyawan, lebih dari 1,200 kantor dan sekitar 2,000 ATM di seluruh Indonesia.