EmitenNews.com - Pulau Bali kembali mendapatkan pengakuan internasional. Majalah berbasis di Inggris, Condé Nast Traveller menobatkan Pulau Dewata sebagai salah satu dari 71 tempat terindah di dunia. Majalah itu mendeskripsikan Bali sebagai tempat dengan desa-desa artistik yang sederhana. Oktober lalu, Bali juga terpilih sebagai pulau terindah di Asia oleh pembaca majalah Amerika Condé Nast Traveler.

"Hanya beberapa menit dari Ubud yang ramai dengan skuter, terdapat desa-desa yang artistik dan sederhana. Hamparan sawah hijau yang subur, hutan rimbun, dan hutan belantara yang luas." Demikian tulis Condé Nast Traveller.

Majalah itu juga menulis para wisatawan dapat menjelajahi pulau Bali dengan bersepeda melintasi hamparan sawah, menikmati klub pantai, atau mengunjungi banyak situs agama hindu.

Penilaian itu tidak datang begitu saja. Daftar tersebut disusun berdasarkan pengalaman para editor majalah, yang menyoroti destinasi wisata karena sejarah kuno, keramahan penduduk, dan kulinernya yang lezat.

Sebelumnya, pada Oktober lalu, Bali juga terpilih sebagai pulau terindah di Asia oleh pembaca majalah Amerika Condé Nast Traveler dalam Penghargaan Pilihan Pembaca.

Dari penghargaan dunia internasional itu, bisa dibilang Bali telah mengalami pemulihan pariwisata yang kuat pascapandemi Covid-19. Tahun lalu, pulau ini menyambut 15,5 juta pengunjung, mendekati jumlah pengunjung sebelum pandemi pada 2019.

Tidak heran kalau dalam tujuh bulan pertama tahun ini saja, Bali mencatat 3,89 juta wisatawan. Terjadi peningkatn signifikan dari 2,9 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Meski begitu, ada kegelisahan pemerintah daerah soal perkembangan pariwisata Bali yang sejauh ini hanya berpusat di Bali selatan. Untuk itu, Dinas Pariwisata Bali meluncurkan travel pattern atau pola perjalanan wisatawan di Pulau Dewata pada 2025. Tujuan penerapan itu, untuk mengurai kepadatan wisatawan yang terjadi di wilayah selatan pulau tersebut.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Tjokorda Bagus Pemayun mengatakan, dalam menyusun travel pattern untuk 2025, Dispar Bali bekerja sama dengan Universitas Udayana (Unud) Bali dan Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Bali.

"Kita sudah komunikasikan dengan Asita, tinggal Asita menjual kepada partner-partner-nya. Kita berharap tahun depan sudah mulai diluncurkan travel pattern," kata Pemayun, di Kantor Dinas Pariwisata Bali, Kamis (25/12/2024).

Tjokorda Bagus Pemayun menerangkan bahwa Pulau Bali sebenarnya tidak overtourism tetapi hanya saja turis menumpuk di kawasan Bali Selatan seperti, di Kabupaten Badung, Kota Denpasar, dan Kabupaten Gianyar, Bali.

"Artinya Bali over konsentrasi segala sesuatunya ada di Bali Selatan. Dilihat dari kegiatan usahanya yang ada di Bali Selatan, kendaraan yang macet ada di Bali Selatan, termasuk bagaimana pembangunan yang masif itu ada di Bali Selatan," kata Tjokorda Bagus Pemayun. ***