PYFA Boncos! Rugi Bengkak 110 Persen di Kuartal I-2025
Ilustrasi: Produksi obat di pabrik milik PYFA.
EmitenNews.com - PT Pyridam Farma Tbk. (PYFA), emiten farmasi nasional, mencatat lonjakan kerugian signifikan sepanjang kuartal I 2025.
Dalam laporan keuangan yang dirilis Rabu (26/6), rugi periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk melonjak 110,1 persen menjadi Rp90,59 miliar, dibanding periode sama tahun sebelumnya yang masih di kisaran Rp43,10 miliar.
Kinerja negatif ini dipicu oleh melejitnya beban pokok pendapatan yang naik drastis hingga 445,8 persen menjadi Rp505,21 miliar dari sebelumnya hanya Rp92,56 miliar pada kuartal I 2024. Kenaikan tajam ini menekan margin keuntungan meski pendapatan neto mengalami lonjakan lebih dari empat kali lipat.
Dari sisi pendapatan, PYFA mencatat kenaikan pendapatan neto menjadi Rp685,45 miliar, naik signifikan dari Rp151,63 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Namun sayangnya, lonjakan ini belum mampu menutup kenaikan beban yang membuat rugi usaha meningkat menjadi Rp21,10 miliar, dibanding rugi usaha Rp20,41 miliar tahun sebelumnya.
Tak hanya itu, rugi sebelum pajak juga melonjak menjadi Rp90,42 miliar, hampir dua kali lipat dari Rp45,31 miliar yang dibukukan pada kuartal I 2024. Kondisi ini mencerminkan tekanan yang cukup berat pada operasional perusahaan meskipun terdapat peningkatan volume bisnis.
Dari sisi neraca keuangan, total liabilitas PYFA membengkak menjadi Rp4,99 triliun hingga 31 Maret 2025, naik dari posisi Rp4,77 triliun pada akhir Desember 2024.
Sementara itu, total aset perusahaan juga meningkat menjadi Rp5,96 triliun, naik dari Rp5,81 triliun di akhir tahun lalu.
Related News
Akuisisi Villa di Bali, KOTA Bidik Recurring Income Rp25M per Tahun
Lebih Dari Dua Dekade Melantai di BEI, Harga Saham BBRI Naik 48 Kali
Neobank (BBYB) Pertimbangkan Opsi Merger hingga Aksi Korporasi Baru
Bali Towerindo (BALI) Tuntaskan Pelunasan Sukuk Seri B Rp21 Miliar
Mulai 2026, BJB Syariah Bakal Punya Tiga Dewan Pengawas Syariah
Bank Mandiri Mulai Obligasi Rp5 T, Ini Bunga dan Jatuh Temponya





