EmitenNews.com - PT Carsurin Tbk. (CRSN) berhasil membukukan kinerja positif dan sejumlah kerja sama strategis sepanjang 2023. Emiten swasta perintis di sektor pengujian, inspeksi, dan sertifikasi (Testing, Inspection, and Certification/TIC) di Indonesia itu, mencatatkan pendapatan sebesar Rp444,43 miliar sepanjang 2023, meroket 22,31% dari pendapatan pada 2022 sebesar Rp363,37 miliar.

Dalam keterangannya Jumat (28/6/2024), Direktur Utama PT Carsurin Tbk, Sheila Tiwan menyebutkan perseroan berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp444,43 miliar sepanjang 2023. Itu berarti, meroket 22,31% dari pendapatan pada 2022 sebesar Rp363,37 miliar. 

Pendapatan pada periode tersebut diperoleh dari sejumlah lini usaha utama yang meliputi jasa inspection, testing, certification, consulting dan product sales. 

Melihat kinerja yang meyakinkan pada 2023 dan prospek cerah bisnis sektor TIC yang masih terjaga pada 2024, PT Carsurin Tbk optimistis dapat meraih proyeksi target pendapatan yang telah ditetapkan pada 2024 sebesar Rp468,71 miliar. 

“Kami percaya akan kinerja positif di tahun 2024. Industri TIC akan terus tumbuh positif seiring kebutuhan industri atas komitmen terhadap lingkungan, pengelolaan risiko, kepatuhan terhadap regulasi, meningkatnya permintaan untuk produk dan layanan berkualitas dan berteknologi tinggi, meningkatnya kesadaran konsumen tentang keamanan dan kualitas produk hingga tuntutan dari pertumbuhan perdagangan global,” ujar Sheila. 

PT Carsurin Tbk berhasil mencetak laba kotor Rp229,67 miliar pada 2023, tumbuh 25,17% dari Rp183,48 miliar pada 2022. Sementara itu, laba operasi Perseroan pada 2023 tercatat Rp54,39 miliar, tumbuh 11,67% dari Rp48,71 miliar pada 2022. 

Dengan pencapaian laba bersih pada 2023 sebesar Rp27,80 miliar, Perseroan optimistis laba bersih Carsurin pada 2024 mencapai Rp39,08 miliar. Sementara itu, pendapatan perseroan diproyeksikan mencapai Rp468,71 miliar pada 2024.

Di sisi lain, Perseroan juga berhasil mencatatkan pertumbuhan dari sisi aset. Pada 2023, aset lancar mencapai Rp129,74 miliar, tumbuh pesat 52,03% dari akhir 2022 sebesar Rp85,33 miliar. 

Sementara itu, aset tidak lancar juga mencatatkan pertumbuhan meyakinkan hingga 108,02% menjadi Rp176,31 miliar pada 2023, dari akhir tahun sebelumnya Rp84,76 miliar. 

Dengan demikian, total aset pada 2023 mencapai Rp 306,05 miliar, meroket 79,93% dibandingkan dengan total aset Rp170,09 miliar pada 2022. 

Adapun, liabilitas jangka pendek pada 2023 tercatat Rp30,62 miliar, sedangkan liabilitas jangka panjang Rp62,36 miliar. Meski demikian, Perseroan mengupayakan agar liabilitas jangka pendek dan jangka panjang akan turun pada 2024, masing masing menjadi Rp27,98 miliar dan Rp57,34 miliar. 

Sejak berdiri tahun 1968, Perseroan menjadi salah satu pionir di industri TIC di Indonesia, bahkan menjadi perusahaan swasta pertama di industri TIC yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2023 dengan kode saham CRSN. 

Saat ini, Perseroan memiliki lebih dari 1.021 anggota tim untuk mengembangkan bisnis yang tersebar di 20 kantor cabang dan 17 laboratorium di seluruh Indonesia. 

“Pengalaman kami selama lebih dari 55 tahun berkarya, membuat kemampuan kami dalam hal pengetahuan pasar industri TIC, mitigasi risiko, penanganan terhadap isu teknikal dan non-teknikal serta solusi kepabeanan tak perlu diragukan lagi,” kata Sheila. 

Perseroan telah melakukan revitalisasi sejumlah laboratoriumnya, di antaranya di Samarinda, Kendari, Cikarang, Palembang, dan Pontianak. 

Selain itu, juga telah dilakukan relokasi 3 kantor cabang yang terletak di 3 kota, yaitu Jambi, Medan, dan Gresik. Adapun, fasilitas operasi yang tengah dikembangkan di 3 tempat, yaitu di Jakarta, Bogor dan Kolaka. 

Sejumlah upaya dilakukan untuk mendukung ambisi pemerintah dalam melakukan transformasi ekonomi dan menjaga pertumbuhan ekonmi yang berkelanjutan dengan mengoptimalkan peluang bisnis Perseroan di tiga sektor.