EmitenNews.com - Di bawah kendali KB Kookmin Bank, kinerja PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP), atau KB Bukopin terus membaik. Dalam laporan Kuartal III 2022 (bank only), KB Bukopin mencatatkan peningkatan pendapatan bunga bersih dan perbaikan rasio net interest margin (NIM) atau margin bunga bersih.


Bersama pemegang saham pengendali baru KB Kookmin Bank, KB Bukopin terus berbenah, terbukti pada Kuartal III 2022 ini telah menunjukkan perbaikan dalam indikator keuangannya yaitu:

 

                                             30 Sep 2022            30 Sep 2021

Pendapatan bunga bersih        Rp  738 miliar            Rp488 miliar

Beban Operasional                 Rp1.810 miliar           Rp1.529 miliar

                                             30 Sep 2022            31 Des 2021

NIM                                      1,40%                         0,95%

NPL Gross                             8,75%                       10,66%

 

Catatan: yang digunakan data bank saja tanpa perusahaan anak


KB Kookmin Bank menjadi pemegang saham pengendali KB Bukopin sejak 30 Juli 2020. Perbaikan dalam kinerja serta komitmen KB Kookmin Bank akan ditingkatkan dengan rencana right issue, awal 2023, yang telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), di Kantor Pusat KB Bukopin tanggal 30 November 2022.


Bersama KB Kookmin Bank, KB Bukopin berhasil menurunkan beban bunga hingga 19% YoY menjadi Rp1,95 triliun, sehingga pendapatan bunga bersih bisa meningkat 51% YoY, dari Rp487,56 miliar menjadi Rp737,63 miliar.


NIM pada akhir kuartal III ini tercatat 1,40%, terus membaik dari posisi akhir Desember 2021 yang 0,95%, dan akhir Desember 2020 yang 0,61%. NIM, salah satu indikator profitabilitas dan pertumbuhan bank. NIM menunjukkan jumlah uang yang diperoleh bank dari bunga pinjaman dibandingkan dengan jumlah yang dibayarkan untuk bunga simpanan.


Terus meningkatnya NIM sejak 2021 menunjukkan perbaikan struktur keuangan KB Bukopin yang secara bertahap terus menerus terjadi sejak KB Kookmin Bank resmi menjadi pemegang saham pengendali pada pada 30 Juli 2020.


Sementara itu jumlah kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) juga berhasil ditekan. NPL gross pada 30 September tercatat 8,75%, membaik dari posisi akhir Desember 2021 yang 10,66%. Berkurangnya jumlah kredit bermasalah ini menunjukkan bahwa kondisi bank semakin sehat.


Dari sisi administrasi dan manajemen, perbaikan keuangan sudah dilakukan dengan menghasilkan efisiensi. Biaya operasional YoY turun sebesar 16% dari Rp1,81 triliun pada September 2021 menjadi Rp1,53 triliun pada September 2022.