Songsong Natal dan Tahun Baru, Harga Daging Sapi Melonjak jadi Rp150 Ribu Per Kilogram
Pedagang daging sapi. dok. Merdeka.
EmitenNews.com - Masyarakat menyongsong Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 di tengah harga daging yang merangkak naik. Harga daging sapi di Pasar Simpang, Cakung, Jakarta Timur telah mencapai Rp150 ribu per kilogram. Naik dari sebelumnya yang hanya Rp120 ribu.
Para pedagang mengungkapkan, kenaikan harga daging sapi tersebut antara lain dipicu oleh meningkatnya permintaan masyarakat dalam momen Nataru. Sayangnya, meski sudah diketahui permintaan akan meningkat dalam momen seperti itu, tidak diimbangi dengan pasokan memadai, sehingga membuat harga daging sapi melambung tinggi.
Pemerintah diharapkan segera turun tangan untuk menekan harga daging sapi yang sudah mencapai Rp150 ribu. Jika tidak, harga daging sapi diproyeksikan terus naik hingga memasuki perayaan tahun baru 2023.
Sebelumnya, Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) memastikan ketersediaan daging sapi untuk memenuhi permintaan Hari Besar dan Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru dalam kondisi aman. Pernyataan itu dikemukakan berdasarkan kedatangan daging sapi impor asal Brasil.
Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/12/2022), mengatakan, daging sapi merupakan bagian dari penugasan sebanyak 20.000 ton yang dijalankan PT Berdikari member Holding BUMN Pangan ID FOOD untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Khususnya saat terjadi lonjakan konsumsi pada Nataru ini.
“Selanjutnya daging ini akan dijual ke distributor pertama dengan harga Rp96.000 per Kg," kata Arief Prasetyo Adi.
Data PT Berdikari menunjukkan, sampai pertengahan Desember 2022 telah datang sebanyak 699 kontainer atau setara 19.467 ton daging sapi. Jumlah tersebut telah mencapai 97,34 persen dari penugasan sebanyak 20.000 ton. Di samping pengadaan dari luar negeri tersebut, PT Berdikari sudah memiliki stok sekitar 700 ton daging sapi.
Kalau fakta di lapangan harga di lapangan melonjak naik, meski telah diantisipasi dengan merealisir cadangan dengan importasi, penting dicari penyebabnya. Jangan sampai ada yang mencoba bermain, di tengah meningkatnya kebutuhan masyarakat dalam merayakan Natal dan Tahun Baru. ***
Related News
Potensi Aset Rp990 Triliun, Asbanda Siap Dukung Pembiayaan PSN
Ajak Investor Inggris Investasi di EBT, Menteri Rosan Buka Peluangnya
PKPU Pan Brothers (PBRX) Soal Utang Rp6,25T Diperpanjang 14 Hari
Maya Watono Kini Pimpin InJourney, Ini Profilnya
Pascapemilu, Investor Global Kembali Pindahkan Portofolionya ke AS
Belum Berhenti, Harga Emas Antam Naik Lagi Rp12.000 per Gram