EmitenNews.com - Perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan bijih nikel, PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE) akan melakukan pencatatan saham perdana atau IPO (Initial Public Offering) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (9/1/2024) Sebelumnya, calon emiten yang akan menggunakan kode saham NICE ini sudah menyelesaikan masa penawaran umum pada 3 hingga 5 Januari 2024


Dalam aksi korporasi ini, perseroan menggandeng PT KB Valbury Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, dan PT UOB Kay Hian Sekuritas Penjamin Emisi Efek sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Dalam penawaran umum ini, perseroan melepas sebanyak 1,21 miliar saham dengan menetapkan harga Rp438 per saham. Adapun jumlah saham yang ditawarkan setara 20% dari jumlah modal ditempatkan atau disetor penuh setelah IPO. Dana dari IPO yang akan diraih adalah sebesar Rp532,95 miliar. 

Bertindak sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek  KB Valbury Sekuritas, Trimegah Sekuritas Indonesia dan UOB Kay Hian Sekuritas selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek.


Perusahaan Pertambangan Bijih Nikel milik PT Sungai Mas Minerals (SMM), dan PT Inti Mega Ventura atau PT IMEV (d/h PT Mitra Marina Internasional) (“IMEV”) (SMM dan IMEV tersebut seluruh dana hasil IPO Penawaran Umum Perdana Saham akan diterima oleh Para Pemegang Saham Penjual.


Secara rinci seluruh dana hasil IPO Penawaran Umum Perdana Saham akan diterima oleh Para Pemegang Saham Penjual. Yakni,Sungai Mas Minerals  akan berpotensi menadah Rp261,52 miliar hingga  Rp322,34 miliar. Tapi porsi kepemilikannya pada perseroan akan turun dari 51 persen menjadi 41 persen.

 

Inti Mega Ventura  berpeluang mengantongi nilai yang sama dengan SMM, tapi porsi kepemilikannya akan turun dari 48,18 persen menjadi 38,18 persen. Cathy Tan memegang 60 persen porsi saham Inti Mega Ventura. Sisanya, 20 persen di pegang Michael Adhidaya Susantyo dan 20 persen dikempit oleh  Victor Agung Susantyo.


Perlu diketahui, 99 persen kepemilikan saham Sungai Mas Minerals dikuasai oleh Dwidaya Mega Investama. Adapun sisaanya, 1 persen dipegang oleh Stevano Rizki Adranacus yang saat ini menjabat Direktur Utama Perseroan.

Jika menilik laporan keuangan yang terdapat dalam prospektus, perseroan memiliki liabilitas yang lebih besar dibandingkan ekuitas atau modal yang dimiliki. Tercatat per Juni 2023, perseroan mempunyai liabilitas total sebesar Rp146,48 miliar dengan rincian liabilitas jangka pendek sebesar Rp128,45 miliar dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp18,23 miliar. Adapun ekuitas tercatat sebesar Rp119,03 miliar. Sementara total aset NICE yaitu Rp265,71 miliar.


Sementara itu, per Juni 2023, perseroan membukukan penurunan laba bersih sebesar 48,10% menjadi Rp40 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp78,12 miliar. Perseroan menjelaskan bahwa penurunan laba disebabkan oleh berkurangnya penjualan

Perseroan juga mencatatkan penjualan semester I/2023 sebesar Rp378,56 miliar atau lebih rendah 11,50% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp427,79 miliar. Meski penjualan turun, beban pokok penjualan justru meningkat menjadi Rp311,70 miliar dibandingkan dengan semester II/2022 yang tercatat sebesar Rp308,36 miliar.