Target Baznas, Pengumpulan Zakat Rp41 Triliun Hingga Akhir 2024
Ilustrasi Badan Amil Zakat Nasional Republik Indonesia (Baznas RI). Dok. Baznas.
EmitenNews.com - Hingga akhir 2024, Badan Amil Zakat Nasional Republik Indonesia (Baznas RI) mematok target Rp41 triliun pengumpulan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) dari Baznas wilayah dan lembaga amil zakat (LAZ). Sejauh ini baru terkumpul sekitar Rp30 triliun. Angka tersebut diprediksi terus bertambah, menunggu laporan dari pengelola zakat wilayah dan LAZ.
"Pengumpulan secara nasional dari seluruh daerah hingga kini Rp30 triliun. Target kami Rp41 triliun. Mungkin awal tahun 2025 sudah terkumpul semua laporannya," ujar Kepala Baznas RI Noor Achmad di Bandung, Rabu (18/12/2024).
Hingga kini Baznas RI sendiri berhasil mengumpulkan zakat sebesar Rp1 triliun lebih dengan target Rp1,2 triliun. Sama seperti skala nasional, target tersebut bisa terealisasikan hingga akhir 2024.
Penyaluran zakat paling besar yaitu untuk mengentaskan masyarakat miskin sebesar 40 persen dari total pencapaian lewat berbagai program pemberdayaan.
Sedangkan sektor lainnya termasuk kesehatan menjadi salah satu prioritas Baznas sesuai dengan program Astacita Presiden Prabowo Subianto untuk menekan angka stunting di Indonesia.
"Ini jadi program bersama, kolaborasi. Kita tahu bahwa infak dan sedekah itu inklusi biasa digunakan untuk siapa saja di Indonesia," katanya.
Bagusnya, Noor Achmad melihat tingkat kesadaran masyarakat Indonesia untuk berzakat sangat tinggi. Bahkan setiap tahunnya minat masyarakat berzakat meningkat hingga 30 persen.
"Setiap tahun rata-rata 30 persen peningkatannya. Papua malah 60 persen," katanya.
Satu hal, Badan Amil Zakat Nasional Republik Indonesia menjadi role model bagi sejumlah negara di kawasan ASEAN dalam tata kelola perzakatan.
"Banyak yang studi banding ke Indonesia. Apa yang dilakukan selama ini mengelola zakat secara nasional, serta melalui LAZ. Ada diharapkan bisa bekerja untuk mengumpulkan dan mengelola zakat sebaik-baiknya," ujar Noor Achmad saat membuka gelaran Konferensi Zakat Internasional (ICONZ) ke-8 di Bandung, Rabu.
Dalam tata kelola zakat, Noor mengatakan Baznas memiliki badan hingga tingkat kabupaten/kota di Indonesia. Selain itu, Baznas juga berkolaborasi dengan berbagai lembaga amil zakat (LAZ).
Dengan struktural dan kolaborasi ini membuat kinerja Baznas dalam proses pengumpulan dan distribusi tertata rapi.
Sedikitnya, ada delapan program prioritas yang dijalankan Baznas yakni Rumah Sehat Baznas (RSB), Baznas Microfinance, Kampung Zakat, Santripreneur, Beasiswa Baznas, program pemberdayaan seperti Z-Chicken, Z-Mart, Z-Oto, Rumah Layak Huni, hingga Baznas Tanggap Bencana (BTB).
"Kita juga memberikan bantuan bagi saudara-saudara kita di luar negeri yang membutuhkan bantuan. Sampai sekarang Rp321 miliar bantuan untuk Palestina dan akan terus bertambah," kata Noor Achmad.
Role model Baznas ini disampaikan juga oleh General Secretary World Zakat and Waqf Forum (WZWF) H.E. Datuk Dr. Ghazali Md. dari Malaysia. Baznas dinilai sebagai lembaga pengumpul dan pengelola zakat yang kuat.
"Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Baznas atas terselenggaranya ICONZ ke-8. Baznas telah menjadi lembaga yang kuat, dan menjadi rujukan bagi negara-negara lain," kata dia.
CEO Shunduq Zakat Jordan Dr. Abid Smerat juga menyampaikan hal senada. Ia berharap konferensi ini dapat menghasilkan inovasi-inovasi bagi perkembangan zakat dunia.
Related News
Polda Kejar Geng WNA Perampok Warga Ukraina di Bali
Kasus Korupsi Timah, Jaksa Ungkap Pengusaha Hendry Lie Terima Rp1T
Salurkan Bansos, Pemerintah Segera Gunakan Data Tunggal
Pagar Laut Tangerang, MAKI Laporkan Sejumlah Kades ke Kejagung
Auditor BPKP Ungkap Lelang Truk dan RCV Basarnas Cuma Formalitas
Pemerintah akan Serap 3 Juta Ton Beras Petani Hingga April 2025