EmitenNews.com—PT Terregra cbk (TGRA) hingga saat ini masih terus membutuhkan pendanaan untuk kelanjutan bisnisnya. Untuk itu perseroan tak menutup kemungkinan akan menempuh penerbitan green bond pada tahun 2023 mendatang. Rencana aksi korporasi ini dicanangkan perseroan seiring dengan kebutuhan dana untuk pengembangan proyek energi baru terbarukan (EBT).


Daniel Tagu Dedo CFO TGRA menjelaskan, opsi itu terbuka untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga pinjaman yang tinggi saat ini. Selain itu, bagi perusahaan yang bergerak pada bidang EBT seperti TGRA, BEI siap memberikan kemudahan pendanaan melalui penerbitan green bond.


"Kami sendiri sudah berdiskusi dengan otoritas BEI mengenai penerbitan green bond ini, semoga kami bisa menjadi penerbit green bond pertama di Bursa" jelasnya dalam paparan publik virtual, Jumat (18/11/22).


Ia menambahkan, penerbitan green bond ini diproyeksikan akan terealisasi pada tahun 2023 mendatang, dengan tahap awal perseroan dapat mengeluarkan obligasi sebesar Rp 300 miliar, secara bertahap hingga Rp 1 triliun. Selain dari green bond, perseroan juga akan melakukan penghimpunan dana melalui right issue.


"Mengapa kami memilih bond? karena bunganya juga lebih rendah ketimbang pinjaman bank. Nanti teknisnya akan dilakukan secara bertahap agar Debt to Equity Ratio (DER) dari perseroan tetap terjaga," ujarnya.


Daniel menegaskan, dana hasil green bond tersebut nantinya akan digunakan oleh perseroan sesuai dengan ketentuan. Dimana sebesar 70% akan digunakan untuk membiayai proyek perseroan dan sisanya sebesar 30% untuk operasional dan kebutuhan lainya dari perseroan.


Sebelumnya, Iwan Sugiarjo selaku pemegang saham PT Terregra Asia Energy Tbk (TGRA) telah mengurangi kepemilikan sahamnya pada tanggal 11 Juli hingga 12 Juli 2022. Iwan Sugiarjo dalam keterangan tertulisnya Selasa (9/8) menyampaikan bahwa telah menjual sebanyak 3.270.000 lembar saham TGRA di harga Rp53-Rp55 per saham senilai Rp173,6 juta. "Tujuan dari penjualan saham adalah untuk modal kerja Perseroan dengan kepemilikan saham langsung," tuturnya.

 

Pasca penjualan maka kepemilikan Iwan Sugiarjo di TGRA berkurang menjadi 44,3 juta lembar saham yang setara 1,61%, dari sebelumnya sebanyak 47,6 juta lembar saham atau 1,73%. Sebelumnya PT. Terregra Asia Equity sebagai pengendali dengan kepemilikan saham 17 persen atau 467.676.000 lembar saham TRGA juga telah melakukan aksi jual saham perseroan dengan tujuan yang sama yaitu untuk modal kerja.

 

Terregra Asia Equity terpantau melepas 15 juta lembar saham TGRA di harga Rp54 per saham pada 1 Agustus 2022. Dari hasil penjualan tersebut sang pengendali meraih dana Rp810 juta. Setelah penjualan tersebut, kepemilikan Terregra Asia Equity menyusut jadi 16,46 persen atau setara 452.676.000 lembar saham dari seluruh modal ditempatkan dan disetor dalam TGRA.


Untuk diketahui, secara keseluruhan TGRA memiliki 7 proyek Hydropower plant dengan total produksi listrik sebesar 510,8 juta Megawatt (MW). Dengan rincian dua Large Hydro Power Plant Teunom 2 dan Teunom 3 berlokasi di Aceh, keduanya saat ini berstatus Feasibility studies dan perijinan lokasi. Sedangkan sisanya berlokasi di Sumatera Utara yakni Mini Hydro Power Plant Sisira, Batang Toru 3, Batang Toru 4, Raisan Naga Timbul dan Raihan Huta Dolok.


Fokus saat ini dari perseroan yakni Mini Hydro Power Plant Sisira, Batang Toru 3, Batang Toru 4 dan juga Teunom 2 dan 3. Tiga diantara proyek tersebut mendapatkan pembiayaan hingga Rp 1,2 triliun pada awal tahun 2022 lalu.


Sebelumnya perseroan merencanakan bakal merealisasikan rencana groundbreaking 3 proyek PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro). Aksi korporasi ini diharapkan sudah bisa direalisasikan sebelum akhir Juni tahun ini, dengan target penyelesaian konstruksi selama 24 bulan. "Total estimasi investasi untuk 3 PLTMH tersebut diindikasikan mencapai Rp 1,2 triliun atau USD 85,12 juta," ujar Daniel.


Kepastian rencana investasi diperoleh setelah TGRA dan tiga anak usaha pengelola mencapai kesepakatan dengan investor internasional yang menjadi strategic partner. Proses due diligence dengan investor strategis sudah berlangsung sejak April 2021 hingga Januari 2022. Proses ini didampingi salah satu firma hukum internasional, yang dibantu afiliasinya di Indonesia.


Kesepakatan dengan investor internasional sebagai strategic partner dicapai pada akhir Januari 2022. Kesepakatan dengan investor strategis menjadi salah satu prasyarat untuk memasuki tahapan realisasi rencana pembiayaan.


Setelah tercapai kesepakatan dengan investor strategis, pemegang saham perseroan menugaskan Direktur Utama TGRA Djani Sutedja dan direksi 3 anak usaha untuk menindaklanjuti hasil kesepakatan. Salah satu mandat pemegang saham dalam kaitan dengan investor strategis adalah menindaklanjuti rencana penerbitan saham baru pada 3 anak.