EmitenNews.com - Rencana PT Yelooo Integra Datanet (YELO) menerbitkan right issue 15.302.195.240 lembar alias 15,3 miliar lembar tersendat. Pasalnya, perseroan belum mengantongi restu investor. Itu setelah rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) tidak kuorum.


Maklum, RUPS Luar Biasa dan RUPS Independen hanya dihadiri investor mewakili 1,27 miliar saham atau 66,68 persen. Oleh karena itu, rapat yang digeber pada Kamis, 14 Juli 2022 tidak menghasilkan kesepakatan apa pun. Berdasar rencana, perusahaan meminta restu menerbitkan saham baru bernominal Rp100 per lembar. Setiap pemegang satu saham lawas berhak delapan saham baru.


Right issue segera digelar setelah mendapat restu pemodal, dan pernyataan efektif Otoritas Jasa Keuangan (OJK). PT Artalindo Semesta Nusantara (ASN) sebagai pemegang saham utama, dan pengendali perseroan akan meminjamkan dana Rp737,11 miliar kepada perseroan. Pelunasan pinjaman itu, akan dilakukan melalui proses right issue. Di mana, ASN akan melaksanakan saham baru yang memiliki 6.699.647.184 lembar alias 6,69 miliar lembar.


Pinjaman dari ASN Rp737,11 miliar itu, akan dipinjamkan kepada PT Telemedia Komunikasi Pratama (TKP), entitas anak perseroan dengan kepemilikan 99,67 persen dari seluruh saham dalam TKP. Selanjutnya, dana itu oleh TKP dibuat pembayaran deposit atau jaminan sewa aset jaringan kabel serat optik kepada PT Gemilang Lintang Nusantara (GLN).


Rencana sewa jaringan kabel serat optik (fiber optic) maksimal Rp1,47 triliun. Nilai sewa jaringan kabel serat itu 506,04 persen dari sejumlah ekuitas perseroan per 31 Desember 2021. Penambahan modal itu, akan memperkuat struktur permodalan perseroan sehingga dapat memberi pinjaman kepada entitas anak untuk mengembangkan usaha bidang internet service provider melalui jaringan kabel fiber optic.


Selanjutnya, meningkatkan jumlah saham beredar. Dengan adanya penambahan modal berskema right issue itu, diharap menambah jumlah saham di pasar, dan akan meningkatkan likuiditas saham perseroan. (*)