Tiongkok Jadi Pendorong Ekonomi Dunia di 2024, Saham INDY hingga LPPF Layak Dipantau
EmitenNews.com -Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Tiongkok diprediksi tetap menjadi mesin penting yang mendorong pertumbuhan ekonomi dunia di tahun 2024. Senior Resident Representative IMF di Tiongkok memperkirakan ekonomi Tiongkok akan terus berkembang pesat dan menyumbang sepertiga dari pertumbuhan ekonomi global.
Analis dari Stocknow.id Vivie febriana Sina dalam risetnya yang diterima EmitenNews.com mengatakan fundamental ekonomi Tiongkok di tahun 2024 diramalkan semakin kuat. Ekspor Tiongkok, seperti baterai kendaraan listrik, produk elektronik, dan mineral, tetap kuat dan beberapa industri Tiongkok telah menjadi kompetitif secara global.
Tiongkok akan terus menerapkan filosofi pembangunan baru, mempercepat pembangunan paradigma pembangunan baru, dan mempromosikan pembangunan berkualitas tinggi. Tiongkok juga akan memperluas keterbukaan tingkat tinggi, mempermudah akses pasar, dan mendorong lingkungan bisnis kelas dunia. Dengan demikian, Tiongkok akan berbagi peluang baru yang diciptakan oleh modernisasinya dengan seluruh dunia.
Selanjutnya, Stocknow.id memproyeksikan Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) pada hari ini (08/01/2024) akan bergerak melemah terbatas dengan menguji level Support pada 7.310 dan Resistance di level 7.377. Adapun saham-saham yang dapat dicermati pada hari ini sebagai Swing Trade, yaitu GJTL, MTEL, dan CTRA.
IHSG diprediksi melemah pada hari ini (08/01/2024) karena beberapa sentimen domestik yang terjadi, diantaranya yaitu, IHSG berhasil menembus level ATH-nya tetapi tidak dapat bertahan hingga penutupan pasar pada hari Jum'at (5/1) kemarin. Sehingga, hal ini menimbulkan spekulasi akan potensi penurunan saham-saham Big Caps yang menopang IHSG kemarin seperti BBCA, BBRI, dan BMRI.
Sementara itu, BPS akan merilis data cadangan devisa indonesia untuk Desember 2023 yang diproyeksikan akan meningkat menjadi $139,0 B atau naik dari bulan sebelumnya pada $138,1 B. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan yang konsisten sejak Oktober 2023. Tetapi, hal yang perlu diperhatikan adalah sukuk global yang diterbitkan oleh pemerintah terhadap peningkatan cadangan devisa Indonesia.
Dari segi teknikal, IHSG berpotensi untuk rejection terlebih dahulu melihat Candlestick perdagangan hari Jum'at (5/1) menunjukkan adanya Candlestick Shooting Star yang mengindikasikan bahwa tekanan Seller cukup besar, ditambah lagi IHSG tidak bisa bertahan atau ditutup diatas level ATH nya, sehingga pada hari ini IHSG berpotensi kuat untuk koreksi terlebih dahulu. Di sisi lain, indikator Stochastic menunjukkan pergerakan Deathcross pada area Overbought.
Selanjutnya, Stocknow.id merekomendasikan strategi trading swing saham GJTL pada harga 1280, dengan TP1 di 1320, TP2 di 1350, dan SL di 1245. Selanjutnya, ada MTEL di harga 685, dengan TP1 di 710, TP2 di 720, dan SL di 665. Terakhir ada CTRA di harga 1190, dengan TP1 di 1230, TP2 di 1260, dan SL di 1155.
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha