EmitenNews.com - Allo Bank Indonesia (BBHI) paruh pertama 2024 mencatat laba bersih Rp200,59 miliar. Mengalami koreksi 7,24 persen dari episode sama tahun lalu senilai Rp216,25 miliar. Dengan demikian, laba per saham dasar bank asuhan Chairul Tanjung (CT) itu, turun tipis menjadi Rp18,54 dari posisi sebelumnya Rp19,20. 

Pendapatan bunga bersih Rp528,60 miliar, menanjak dari Rp491,93 miliar. Itu dari pendapatan bunga Rp686,87 miliar, melejit dari sebelumnya Rp643,17 miliar. Beban bunga terakumulasi senilai Rp158,26 miliar, mengalami pembengkakan dari edisi sama tahun lalu Rp151,24 miliar. 

Total pendapatan operasional lainnya Rp87,21 miliar, melejit dari Rp60,69 miliar. Itu dari provisi dan komisi Rp10,76 miliar, naik dari Rp5 miliar. Pendapatan administrasi dan denda Rp65,17 miliar, meroket dari Rp15,15 miliar. Keuntungan penjualan efek-efek nihil dari Rp37,37 miliar. 

Penyisihan cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan dan aset non keuangan Rp41,09 miliar, bengkak dari Rp19,83 miliar. Biaya umum dan administrasi Rp230,44 miliar, bengkak dari Rp182,59 miliar. Beban tenaga kerja Rp83,83 miliar, bengkak dari Rp70,90 miliar. Total beban Rp314,27 miliar, naik dari Rp253,49 miliar. 

Pendapatan operasional bersih Rp260,45 miliar, turun dari Rp279,29 miliar. Beban non operasional Rp242,26 juta, bengkak dari surplus Rp31,78 juta. Laba sebelum beban pajak Rp260,21 miliar, turun dari Rp279,32 miliar. Jumlah beban pajak Rp59,62 miliar, menyusut dari episode sama tahun lalu senilai Rp63,06 miliar. 

Total ekuitas Rp7,07 triliun, menanjak dari akhir tahun lalu sebesar Rp6,88 triliun. Jumlah liabilitas tercatat Rp6,56 triliun, bengkak dari periode akhir tahun lalu Rp5,86 triliun. Jumlah aset terakumulasi Rp13,64 triliun, menanjak dari fase akhir 2023 sebesar Rp12,75 triliun. (*)