EmitenNews.com - Mayoritas pergerakan indeks Asia mengalami pelemahan menyusul proyeksi pertumbuhan ekonomi China di tahun 2021 yang diturunkan oleh Goldman Sach menjadi 7.8% dari proyeksi sebelumnya sebesar 8.4%.


"Menurunnya pandangan ekonomi negara besar tersebut ikut mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di perdagangan hari ini," ujar analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha.


Proyeksi ekonomi China yang dikeluarkan oleh Goldman Sach menunjukan adanya perlambatan ekonomi yang berpotensi terjadi di tahun ini akibat pembatasan konsumsi listrik nasional.


Saat ini pemerintah China memberlakukan pembatasan konsumsi listrik guna menurunkan tingkat konsumsi yang saat ini terus meningkat.


"Hal ini menjadi ancaman bagi sektor industri pengolahan yang nantinya juga dapat mempengaruhi beberapa harga komoditas dunia," lanjut Dustin.


IHSG pada perdagangan hari ini ditutup di zona koreksi menyusul pergerakan mayoritas indeks Asia akibat turun nya outlook ekonomi China oleh Goldman Sach. World bank turut menurunkan proyeksi ekonomi Thailand di tahun ini menjadi 1% akibat masih meningkatnya kasus Covid 19 di negara tersebut sehingga menunda pencabutan izin turis asing datang ke Thailand.


Sentimen negatif lainnya datang dari ekspektasi pengetatan kebijakan moneter oleh beberapa bank sentral dunia termasuk The Fed.


Di sisi lain sektor energi dengan subsektor batubara mencatatkan penguatan terbesar pada perdagangan hari ini menyusul naiknya harga batubara dunia hingga tembus level USD200/MT.


Naiknya harga tersebut disebabkan peningkatan permintaan baik dari regional Eropa yang beralih ke batubara menyusul naiknya harga gas dunia. Selain itu permintaan juga terus meningkat dari China yang disebabkan turun nya produksi dalam negeri dan kenaikan konsumsi.


Dustin melihat pandangan terhadap pengetatan kebijakan moneter bank sentral besar dunia, khususnya The Fed, menekan pergerakan indeks global.


"Investor masih menunggu pernyataan Powell terhadap inflasi US yang dinilai tidak sementara," katanya. Hal itu membuat imbal hasil surat utang pemerintah US bertenor 10 tahun meningkat ke level 1.52% yang juga menyebabkan yield indonesia 10Y naik menjadi 6.36%.


Statistik
IHSG: 6,113.11 | -9.38 poin |(-0.15%)
Volume (Shares) : 32.0 Billion
Total Value (IDR) : 13.8 Trillion
Market Cap (IDR) : 7,528.2 Trillion
Foreign Net BUY (RG): IDR 191.6 Billion
Saham naik : 179
Saham turun : 330


Sektor Penekan Indeks:
Transportasi & Logistik : -23.75 poin
Kesehatan : -20.76 poin
Keuangan : -15.83 poin


Top Gainers:
BYAN : 21,350| +3,050| +16.67%
ITMG : 19,700| +1,175| +6.34%
UNTR : 24,000| +1,125| +4.92%
MASA : 6,300| +850| +15.60%
RDTX : 7,475| +750| +11.15%


Top Losers:
ARTO : 15,100| -800| -5.03%
NFCX : 9,175| -425| -4.43%
SILO : 9,125| -375| -3.95%
TECH : 5,900| -375| -5.98%
TFAS : 4,930| -370| -6.98%.(fj)