Unilever Food Solutions Sukses Gelar Kompetisi ‘Ngulik Rasa’, Kreasikan Fusion Food Khas Indonesia
EmitenNews.com - Unilever Food Solutions sukses mengadakan Kompetisi ‘Ngulik Rasa’ untuk membangkitkan kreativitas pebisnis kuliner Indonesia dalam menciptakan kreasi fusion dari makanan khas Indonesia yang tengah digemari milenial Indonesia. Lebih dari 2.900 pebisnis kuliner dari seluruh Indonesia tertantang memberikan sentuhan fusion pada tiga kategori masakan yaitu Sate, Soto, dan Nasi Goreng. “Kompetisi ‘Ngulik Rasa’ ini sebuah kegiatan unik, yang kami ciptakan sebagai wadah bagi para chef dan pebisnis kuliner untuk berkreasi menciptakan fusion food dalam memberi warna baru bagi industri kuliner Indonesia serta memenuhi kebutuhan konsumen milenial yang kini mendominasi populasi,” kata Joy Tarigan, Managing Director Unilever Food Solutions dalam rilis yang diterima Sabtu (23/11/2019). Mengutip laporan dari Euromonitor, diketahui 52,5 persen milenial Indonesia menikmati makan di luar rumah 3x seminggu. Sementara itu, riset Unilever Food Solutions di Asia Tenggara mengungkapkan, era globalisasi membuat milenial terpapar banyak hal baru, termasuk dalam hal kuliner. Salah satunya fusion food yang menjadi salah satu tren kuliner. Didorong tren ini, para pebisnis kuliner dituntut terus berinovasi membuat kreasi berbeda dan dapat memikat para milenial. Unilever Food Solutions (UFS) berupaya memfasilitasi kebutuhan tersebut melalui kompetisi Ngulik Rasa dan juga varian produk UFS lengkap. Chef Bambang Nurianto, Ketua Perkumpulan Chef Profesional Indonesia dalam sambutan pembukaannya, mengatakan, Kompetisi ‘Ngulik Rasa’ ini memberikan kesempatan bagi para chef dan pebisnis kuliner untuk mengasah kreativitas mereka, dan memunculkan ide masakan unik dan baru, bagi dunia kuliner tanpa meninggalkan rasa khas Indonesia. Hal ini juga sesuai visi dan misi PCPI sebagai pengerak dalam mengangkat kuliner Indonesia jauh lebih tinggi dan makin dikenal ke dunia internasional. “Saya harap, dengan semangat mereka, masa depan kuliner Indonesia akan semakin berkembang,” katanya. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan sektor kuliner telah berkontribusi sebesar 41,69 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Ekonomi Kreatif pada tahun 2016. Badan Ekonomi Kreatif dalam surveinya juga menunjukkan, sektor kuliner memiliki kontribusi paling besar dibandingkan sektor lainnya. Ini tertinggi dibandingkan sektor lainnya. Dengan fakta ini, tidak dapat dipungkiri, saat ini, banyak bisnis kuliner yang berlomba-lomba menarik perhatian konsumen yang sebagian besar merupakan milenial. Chef Yuda Bustara, Celebrity Chef, salah satu juri dalam kompetisi ‘Ngulik Rasa’ mengungkapkan, pasar milenial cukup menantang untuk ditembus lantaran mereka selalu ingin mencoba sesuatu yang baru. Dengan begitu, sebagai chef maupun pebisnis kuliner, harus pintar berinovasi dalam menciptakan rasa dan menu baru. Saat menjadi juri ‘Ngulik Rasa’, Yuda Bustara mengaku kagum melihat banyak kreasi fusion para peserta yang unik dan menarik. Pasalnya, mereka mampu memberikan sentuhan unik pada makanan bercita rasa khas Indonesia, dan memberikan warna baru pada masakan tersebut dengan gaya masing-masing, karena itulah fusion food sesungguhnya. Mengombinasikan satu jenis masakan khas Indonesia, dengan masakan lain baik dari Indonesia atau dari negara lain, dan menciptakan kreasi masakan baru yang belum pernah ada sebelumnya. Rex Marindo, Founder of CRP Group (Upnormal Coffee & Bakso Boedjangan) & Founder Foodizz.id - The First F&B Education Platform in Indonesia, menambahkan tentang aspek bisnis dari industri kuliner. Ia melihat pertumbuhan milenial secara tidak langsung mendorong pebisnis untuk terus berinovasi dan berani mencoba hal baru, apalagi di industri kuliner yang begitu beragam. Namun, mereka juga harus konsisten memperdalam ilmu agar dapat terus mengembangkan bisnis yang dikelola. “Kemampuan mereka dalam memasak dan berkreasi menciptakan fusion food, harus dibarengi kemampuan untuk memasarkan termasuk digital marketing, mengelola bisnis, juga berinovasi memberikan layanan ataupun pengalaman baru yang menarik perhatian para konsumen, dan menjaga loyalitas konsumen,” kata Rex Marindo. Para peserta yang memasuki babak final kemudian diadu untuk memasak hasil kreasi masing-masing secara langsung di hadapan para juri kompetisi ‘Ngulik Rasa’. Dari babak final, terpilih 1 pemenang untuk setiap kategori, yaitu:
- Eka, dari Karunia Bumbu Pawon asal Lamongan, Jawa Timur - Pemenang Kategori Soto dengan kreasi Soto Seafood Lamongan Koya Telur Asin
- Fabian Budi Seputro dari Sate Ratu asal Sleman, DI Yogyakata - Pemenang Kategori Sate dengan kreasi Sate Kanak
- Gozali dari Gozali Catering asal Balikpapan, Kalimantan Timur - Pemenang Kategori Nasi Goreng dengan kreasi Nasi Goreng Borneo
Related News
Battle Fundamental RLCO vs SUPA: Siapakah Sang Juara Pencetak Laba?
Bukan Sekadar ARA: Bedah Arus Kas RLCO Menuju Target Cuan 2026!
IHSG Turun Tapi Asing Masuk Rp3,2T: Jebakan Harga atau Peluang Value?
Data Bicara: Cara Atur Strategi Portofolio di Tahun 2026!
Efek BI Rate ke Saham: Sektor Apa yang Bakal Cuan di Tahun 2026?
BI Rate 4,75 Persen: Strategi atau Sinyal Badai Pasar Saham 2026?





