EmitenNews.com - Indeks di bursa Wall Street pada perdagangan akhir pekan lalu ditutup melemah signifikan akibat sentimen negatif ditemukannya virus Covid-19 varian baru yang dinamakan varian Omicron, di Afrika Selatan.


"Hal tersebut mendorong investor beralih dari aset yang berisiko seperti saham, sehingga mendorong koreksi indeks global pada perdagangan Jumat," kata analis Waterfront Sekuritas, Ratna Lim.


Indeks Dow Jones mengalami koreksi terburuk harian tahun ini. Harga obligasi menguat karena dianggap merupakan pilihan investasi yang lebih aman dibandingkan saham, sehingga mendorong yield obligasi turun.


Harga minyak mentah mengalami koreksi tajam pada level terendah selama dua bulan terakhir akibat kekhawatiran akan turunnya permintaan jika varian baru tersebut mengganggu aktivitas ekonomi. "Apalagi di saat suplai minyak mentah cenderung meningkat," tambah Ratna.


Sebaliknya harga emas menguat didorong oleh kenaikan permintaan aset yang lebih aman di tengah ketidakpastian ini.


Sementara itu data ekonomi AS yang akan dirilis pada pekan ini diantaranya indeks harga rumah, consumer confidence, ADP Employment rate, ISM manufacturing index, Fed’s Beige Book, nonfarm payrolls, unemployment rate, factory orders dan ISM non-manufacturing index.


IHSG pada perdagangan Jumat 26 November 2021 ditutup melemah 2,06% pada level 6561. Saham sektor industri mengalami koreksi terbesar. Sedangkan saham sektor kesehatan menjadi satu-satunya sektor yang menguat.


Koreksi signifikan indeks antara lain disebabkan oleh turunnya indeks bursa global akibat kekhawatiran akan dampak adanya varian baru Covid-19 yang ditemukan di Afrika Selatan. Investor asing net sell Rp143,26 miliar.


Pada perdagangan hari ini Waterfront Sekuritas memperkirakan IHSG bergerak pada kisaran support 6510/6480 dan resistance 6590/6650. Adapun saham yang dipilihkan adalah TLKM, ISAT, KLBF, TBIG, dan TOWR.(fj)