EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,27 persen menjadi 7.905. Sentimen negatif antara lain dari koreksi indeks bursa regional. Mayoritas indeks bursa Asia ditutup melemah akibat ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan memberlakukan tarif impor 200 persen jika Tiongkok tidak mengekspor mineral tanah jarang ke AS. 

Selain itu, Trump juga mengancam akan memberlakukan tarif terhadap negara-negara yang tidak menghapus pajak digital, dan peraturan terkait. Investor juga mencermati pertemuan antara Presiden Korsel dan AS mengenai kesepakatan perdagangan mengenai tarif impor 15 persen atas ekspor Korsel ke AS. 

Secara teknikal, indikator MACD mengalami death cross disertai kenaikan volume jual, dan indicator Stochastic RSI bergerak area pivot. Sehingga diperkirakan dalam jangka pendek, koreksi indeks masih berpeluang berlanjut untuk menguji level support 7.800-7.850. 

Investor global menanti rilis GfK Consumer Confidence Jerman edisi September 2025 diperkirakan stabil di level -21.5, setelah pada bulan sebelumnya turun akibat peningkatan pesimisme masyarakat di tengah ketidakpastian ekonomi. AS akan merilis data cadangan minyak AS pekan lalu. Pekan sebelumnya turun 6.01 juta barel. 

Berdasar data tersebut, Phintraco Sekuritas menyarankan pelaku pasar untuk mengoleksi sejumlah saham pilihan berikut. Yaitu, Adara Andalan Indonesia (AADI), Rukun Raharja (RAJA), Pertamina Energy (PGEO), TBS Energi Utama (TOBA), dan Indofood Sukses Makmur (INDF). (*)