EmitenNews.com - PT Wijaya Karya Beton Tbk. (WTON) memaparkan target bisnis tahun 2025 dalam ajang Public Expose Live yang digelar Bursa Efek Indonesia pada Selasa (9/9). 

Hingga Agustus 2025, perseroan mencatat kontrak baru senilai Rp2,53 triliun, dengan 68,47% di antaranya berasal dari sektor swasta. Pencapaian ini disebut manajemen sebagai titik balik, mengingat tahun-tahun sebelumnya proyek WTON masih sangat bergantung pada BUMN dan pemerintah.

Meski nilai kontrak bertambah, kinerja kas menunjukkan tekanan. Saldo kas perseroan per kuartal II/2025 turun tajam menjadi Rp194 miliar, merosot dari Rp597 miliar pada 2024. 

Direktur Keuangan, HC, Manajemen Risiko WTON, Syailendra Ogan memberikan keterangan, “Pada tahun 2025 ini sampai dengan bulan Agustus sudah mencatatkan kontrak baru sebesar Rp2,53 triliun. Jadi ini dari kontrak ini sebanyak 68,47% itu didominasi dari pihak swasta ini menjadi tipping dibandingkan tahun lalu.”

Dikatakan pula arus kas operasi masih negatif, namun WTON menargetkan bisa berbalik positif pada Oktober atau November melalui program cash acceleration, percepatan penagihan piutang, serta memastikan pembayaran uang muka pada setiap kontrak.

Direktur Utama WTON, Kuntjara juga mengungkap menargetkan nilai kontrak 2025 di kisaran Rp7,6 triliun hingga Rp8 triliun. Jika proyek besar di sisa tahun berjalan sesuai rencana, target Rp8 triliun diyakini tercapai. Namun bila tertunda, capaian minimal diperkirakan Rp7,5 triliun. 

Untuk menopang pendanaan, WTON menyatakan masih mendapat kepercayaan perbankan dan hanya akan mengandalkan kredit konvensional, tanpa menerbitkan obligasi atau instrumen pasar modal lainnya.

Dari sisi ekspansi, perseroan menunda pembangunan pabrik baru. Satu-satunya agenda aset adalah rencana penjualan pabrik Boyolali pada 2026, serta pelepasan beberapa aset tidak produktif. Sementara di bisnis luar negeri, proyek aktif hanya di Manila, Filipina, sementara terdapat juga penjajakan awal di Bangladesh melalui kerja sama dengan mitra Jepang dan India.

Kuntjara menilai konsolidasi akan memperkuat posisi keuangan dan koordinasi WTON. Untuk 2026, perseroan masih menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA), dengan proyeksi pertumbuhan moderat di kisaran 5–6% CAGR. 

“Kami memilih momentum tekanan sektor konstruksi ini untuk memperkuat efisiensi dan transformasi, agar saat kondisi pulih WTON dapat melompat lebih tinggi,” ujar perwakilan manajemen dalam paparan.