EmitenNews.com - Kepala Grup Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Retno Ponco Windarti, mengungkapkan hingga November pengguna Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) telah mencapai 13 juta merchant. Agka ini telah melebihi target 2021.


"Akseptasi QRIS terus tumbuh positif. Bahkan, perluasan ekosistem QRIS telah melampaui target BI. Tahun 2021 target kita mengakuisisi 12 juta merchant, di November sudah sampai 13 juta pengguna," kata Retno dalam acara BI Bersama Masyarakat atau BIRAMA 2021 yang disiarkan secara daring, Jumat (3/12).


Retno mengungkapkan bahwa pengguna QRIS didominasi oleh pelaku usaha mikro dan kecil.


"Sekitar 88 persen ini dilakukan usaha mikro dan kecil sehingga diharapkan bisa membantu masyarakat menjalankan usahanya di masa pandemi," ujarnya.


Melalui penggunaan QRIS, BI berharap dapat membantu masyarakat dalam menjalankan usaha di tengah pandemi.


Lebih lanjut Retno mengungkapkan bahwa BI bersama asosiasi tengah melakukan perluasan QRIS hingga keluar negeri dan mulai menerapkan standar open API (SNAP) dalam sistem pembayaran. Hal tersebut merupakan bagian dari penerapan kebijakan BI yang pro growth dengan mendorong digitalisasi sistem pembayaran.


Dalam satu tahun terakhir, pemanfaatan QRIS sebagai kanal pembayaran telah tumbuh 163,5 persen (yoy) atau senilai Rp2,13 triliun. Penerapan QRIS juga tengah dilakukan uji coba interkoneksi dengan Thai QR Payment dari Thailand.
Kedepannya, BI berencana memperluas QRIS ke negara-negara ASEAN seperti Filipina, Malaysia, dan Singapura.


Adapun selain QRIS, digital payment melalui perbankan juga tumbuh cukup tinggi, yakni 60,25 persen (yoy) atau Rp3.469 triliun. Sistem pembayaran digital payment tersebut meliputi mobile banking sebesar Rp693 triliun, internet banking sebesar Rp2.775 triliun, dan phone banking sebesar Rp0,12 triliun.


Selain itu, uang elektronik juga tumbuh tinggi, yakni 43,6 persen atau Rp24,75 triliun. Pertumbuhan tersebut utamanya didorong oleh uang elektronik yang bersifat server based sebesar Rp22,7 triliun dan diikuti dengan chip based sebesar Rp2,06 triliun.(fj)