EmitenNews.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan empat saham sekaligus, yakni PT Menn Teknologi Indonesia Tbk (MENN), PT Soho Global Health Tbk (SOHO), PT Puri Global Sukses Tbk (PURI), dan PT Sunson Textile Manufacture Tbk (SSTM), karena berbagai alasan mulai dari lonjakan harga hingga keraguan kelangsungan usaha.

Dalam pengumuman resminya, BEI menyatakan bahwa keputusan tersebut berlaku efektif mulai sesi I perdagangan Rabu (29/10/2025).

“Bursa meminta kepada pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Perseroan,” tulis pengumuman yang ditulis Pande Made Kusuma Ari A., Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI.

Salah satu yang paling disorot adalah MENN, karena BEI menilai adanya “keraguan atas kelangsungan usaha (going concern)” perseroan. Penghentian perdagangan dilakukan di seluruh pasar. 

Sebelum disuspensi, saham MENN tercatat stagnan bertengger di Rp53 setelah sepekan naik tipis 1,92%, sementara dalam sebulan terkoreksi 7,02% dari Rp57 (28 September 2025), dan sepanjang tahun hanya naik 10,42% dari Rp48 di awal 2025.

Tiga saham lainnya digembok disebabkan lonjakan harga signifikan, bahkan ketiganya mencapai kenaikan harga rata kanan alias mentok ke harga tertinggi harian atau Auto-Rejection Atas (ARA). 

Saham SOHO menutup perdagangan Selasa (28/10) di Rp2.040, naik 24,77% atau 405 poin, sedangkan PURI menutup dengan 24,73% kenaikan 92 poin di Rp464, dan saham SSTM tercatat ditutup dengan 25% kenaikan atau 140 poin di level Rp700.

Saham SOHO dalam sepekan, SOHO sudah melesat 89,52%, sebulan naik 166,67% dari Rp765, dan triwulan terakhir melonjak 200% dari Rp680 (28 Juli 2025). Sepanjang tahun, reli SOHO bahkan mencapai 221,26% dari Rp635 di awal Januari.

Sementara saham PURI juga reli beruntun, sahamnya menguat 28,18% sepekan ke Rp464, sebulan melesat 144,21% dari Rp190, dan dalam tiga bulan naik 149,46% dari Rp186. Sepanjang 2025, saham PURI sudah menguat 66,91% dari Rp278 di awal tahun.

Adapun saham SSTM naik 27,27% dalam seminggu ke Rp700, sebulan menguat 146,48% dari Rp284, dan tiga bulan terakhir melonjak 326,83% dari Rp164. Sepanjang tahun, SSTM sudah naik 171,32% dari Rp258 pada awal Januari.

Sebagai catatan, saham SOHO dan PURI yang disuspensi lebih dari satu hari tersebut akan diganjar masuk ke papan pemantauan khusus dan diperdagangkan dengan skema full call auction (FCA). Keputusan FCA tersebut berlaku efektif hingga seminggu lamanya seusai suspensi SOHO dan PURI dibuka oleh otoritas Bursa.