Ada Potensi Pandemi Berikutnya Karena Disease X, Menkes Ungkap Indonesia Siap Hadapi
Ilustrasi sosialisasi bahaya pandemi Covid-19. dok. Pusat Krisis Kemenkes.
EmitenNews.com - Indonesia siap menghadapi potensi pandemi berikutnya, setelah Covid-19, karena serangan Disease X. Organisasi kesehatan dunia, WHO mengingatkan masyarakat dunia untuk bersiap menghadapi disease X yang berpotensi menjadi pandemi selanjutnya itu. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan kesiapan Indonesia terhadap Disease X menjadi pandemi berikutnya.
Meski begitu, di sela peringatan Hari Gizi Nasional 2024, di Jakarta Pusat, Minggu (28/1/2023), Menkes Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan terkait kemungkinan itu. Mantan Wakil Menteri BUMN itu, mengungkapkan pihaknya juga sudah membangun jaringan surveilans yang baru. Dengan langkah ini, berbagai risiko penyakit akan lebih cepat ditangani.
"Semenjak G20, Indonesia sudah membangun jaringan surveilans yang baru. Sekarang dengan adanya grants (hibah) dari world bank, kita membangun laboratorium kesehatan masyarakat itu mulai dari level kecamatan puskesmas, kabupaten kota, dan seharusnya bisa sampai provinsi," ucap Menkes Budi Gunadi Sadikin.
Dengan begitu, menurut Menteri Budi, seharusnya Indonesia bisa lebih siap menghadapi Disease X seperti yang sudah diimbau oleh WHO itu.
Informasi yang ada menyebutkan, Disease X merupakan istilah yang diberikan pada penyakit hipotetikal yang disebut belum diketahui secara jelas patogennya, tetapi bisa memicu ancaman pandemi di masa depan. Disease X sebenarnya bukanlah istilah baru dan sudah masuk daftar penyakit prioritas WHO sejak tahun 2018.
Sementara itu, Epidemiolog Dicky Budiman menuturkan bahwa Indonesia termasuk negara yang rentan menyumbang potensi disease X. Padatnya populasi di negeri kita, dan tingginya frekuensi perjalanan adalah penyebab paling potensial.
"Frekuensi perjalanan sangat tinggi ini bisa memfasilitasi persebaran penyakit infeksi. Tingginya intensitas dari populasi ini di beberapa area bisa berpotensi menjadi atau mudahnya penularan penyakit seperti di kota-kota besar, terutama ya dengan lokasi wilayah tinggal padat dan interaksinya tinggi," ungkap Dicky Budiman.
Dicky Budiman juga menyoroti wilayah terluar, terpencil, dan terbatas (3T) yang masih kurang dalam hal akses kesehatan. Kondisi ini bisa saja menghambat deteksi hingga respons saat muncul patogen baru.
Selain itu, Dicky Budiman juga meminta agar masyarakat berhati-hati terhadap kontak dengan hewan liar dan domestik. Menurutnya, ada risiko lebih besar meningkatkan patogen pindah spesies.
Related News
Polda Dalami Kasus Kabag Ops Tembak Kasat Reskrim Polres Solok Selatan
Ini Peran PTPP Dalam Percepatan Penyelesaian Jalan Tol Jelang Nataru
Keren Ini! Rencana Menaker, Gelar Bursa Kerja Setiap Pekan
JK Apresiasi Pembangunan Gedung Baru 15 Lantai FEB Unhas
November Ini, Desk Judi Online Ajukan 651 Pemblokiran Rekening Bank
Komisi III DPR Pilih Komjen Setyo Budiyanto Ketua KPK 2024-2029