APPI: Perusahaan Pembiayaan Telah Restrukturisasi Rp200 Triliun untuk 5,2 Juta Debitur

EmitenNews.com - Ini bukti perusahaan pembiayaan berkontribusi dalam membantu para debitur di tengah pandemi Covid-19. Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) telah merestrukturisasi pembiayaan Rp200 triliun untuk 5,2 juta debitur, hingga pertengahan September 2021. Sebanyak 65-70 persen debitur sudah kembali membayar dengan normal.
"Dari data yang kami terima, sebanyak 65-70 persen sudah kembali membayar dengan normal dan tidak perlu direscheduling," kata Ketua Umum APPI, Suwandi Wiratno di Jakarta, Kamis (14/10/2021).
Menurut Suwandi, banyak debitur multifinance yang kesulitan akibat pandemi Covid-19, terbantu dengan adanya restrukturisasi. Ia mengklaim, hal ini juga menunjukkan bagaimana perusahaan pembiayaan telah membantu para debitur di masa pandemi.
"Apa yang telah dilakukan perusahaan pembiayaan dalam membantu para debiturnya kita bisa sama-sama tumbuh, karena debitur perlu perusahaan pembiayaan dan kami pun memerlukan debitur yang baik untuk menjadi partner kami," kata Suwandi.
Kebijakan restrukturisasi kredit juga dinilai memberikan dampak positif pada kinerja perusahaan pembiayaan. Dengan restrukturisasi ini membuat perusahaan pembiayaan lebih baik dari kualitas aset sehingga pertumbuhan laba di Juni 2021 sekitar 131 persen (yoy). Proyeksi dari APPI sampai akhir tahun 2021, masih minus tapi semakin kecil, sekitar minus 1-3 persen.
Dari sisi rasio NPF, kata Suwandi, NPF perusahaan pembiayaan tetap terkendali dan menunjukkan perbaikan. Juni 2021 tercatat 3,96 persen, lebih baik dibandingkan 2020 yang sebesar 4,01 persen. Untuk NPF netto masih sangat terkendali, di bawah 1,5 persen dan BOPO sebesar 82 persen di Juni 2021. ***
Related News

Harga Emas Antam Naik Rp23.000 per Gram

Ini Klarifikasi Komdigi Soal Isu Pembatasan Ongkir Gratis

Libur Panjang Waisak Dongkrak Okupansi Hotel InJourney

Dukung Diversifikasi Ekspor, LPEI Luncurkan Buku 'Road to Rotterdam'

Kontribusi Ekonomi Syariah Indonesia Masih di Bawah 10 Persen

Emas Terbukti Jadi Aset Stabil Saat Krisis dan untuk Simpan Nilai