Asuransi Digital (YOII) Resmi Melantai, Sahamnya Mentok ARA
Manajemen YOII ketika mencatatkan sahamnya di BEI.
EmitenNews.com - Perusahaan asuransi digital PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII) resmi mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) (listing) pada Rabu, (8/1/2025).
YOII merupakan Perusahaan asuransi yang menjadi emiten pertama melantai di bursa pada tahun 2025.
Dalam debut perdagangan perdananya saham YOII melejit mencapai harga Auto Reject Atas (ARA) atau naik 29 persen menjadi Rp129 per lembar saham dari harga perdana Rp100 per saham.
PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII), Perusahaan asuransi fokus di produk asuransi gaya hidup (lifestyle) dengan mengadopsi penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi di dalam proses operasionalnya
Melalui penawaran umum saham YOII pada 31 Desember 2024 - 6 Januari 2025 kemarin, terlihat antusiasme publik yang membuat permintaan berlebih atau oversubscribed 18,35 kali dari target sebanyak 412.087.500 lembar saham atau mewakili maksimal 12,03% dari jumlah seluruh modal ditempatkan.
Adapun harga yang dipatok pada penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) sebesar Rp100. Artinya, perseroan berhasil menerima dana segar sebanyakbanyaknya sebesar Rp41,20 miliar. Pada aksi korporasi ini, Perseroan telah menunjuk PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk sebagai penjamin Pelaksana Emisi Efek.
"Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, pada hari ini kami berhasil mencapai milestone baru melalui IPO yang merupakan aksi korporasi strategis. Kami juga dengan bangga dapat tercatat menjadi emiten pertama yang melakukan listing 2025 tentu akan menjadi sejarah yang baik bagi Perseroan," kata Direktur Utama PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII) Adi Wibowo Adisaputro usai pencatatan saham di gedung BEI Rabu (8/1).
Adi mengatakan mengatakan Perseroan optimis awal tahun 2025 ini menjadi waktu yang tepat untuk melenggang di Pasar Bursa Indonesia. Perseroan tentunya memiliki harapan dapat terus memberi dampak positif bagi industri keuangan Nasional dan industri asuransi khusunya melalaui IPO.
Menurut Adi IPO menjadi momen penting bagi Perseroan yang telah bertransformasi dari bisnis asuransi konvensional menjadi digital. Kini, Perseroan memiliki akses keuangan dan jejaring bisnis yang terbuka lebar, sehingga perusahaan dapat mengoptimalkan peluang pasar yang bertumbuh cepat khususnya untuk melengkapi kebutuhan pelaku usaha dan masyarakat agar lebih efektif dan efisien.
"Apalagi seluruh dana yang diperoleh dari hasil penjualan saham yang ditawarkan melalui Penawaran Umum Perdana Saham ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan untuk modal kerja dalam rangka memperkuat struktur permodalan Perseroan," katanya.
Adi menyampaikan, sekitar 80% akan dipergunakan untuk biaya marketing untuk mendukung strategi usaha, distribusi produk, dan Brand Awareness Perseroan, dan sisanya sekitar 20% akan dipergunakan untuk pengembangan aplikasi (insurance wallet) beserta infrastruktur penunjang seperti Data Center, Web Hosting, System Security, dan penggunaan AI, serta pengembangan sumber daya manusia dimana di dalamnya terdapat biaya perekrutan karyawan baru untuk Information Technology, Teknis, dan Operasional.
Adi mengemukakan sejumlah keunggulan yang dimiliki Perseroan diantaranya proses pelayanan asuransi umum perusahaan akan dikembangkan secara online melalui platform digital seperti situs web, aplikasi mobile, atau platform media sosial. Proses ini dilakukan agar pelanggan dapat mengakses informasi tentang produk asuransi, mengajukan klaim, dan berinteraksi dengan perusahaan secara elektronik dengan aplikasi atau integrasi platform yang dikembangkan oleh perusahaan.
"Dari proses yang telah dikembangkan, Perusahaan mengharapkan untuk mengurangi kebutuhan akan dokumen fisik dan mempercepat proses yang sebelumnya mungkin memakan waktu. Pelanggan juga dapat mengajukan aplikasi asuransi dan klaim secara seamless karena informasi terkait penutupan asuransi sudah disampaikan secara digital dengan hanya mengunggah dokumen, jika diperlukan. Produk asuransi Perusahaan juga akan disesuaikan dengan kebutuhan individu atau gaya hidup masyarakat yang sudah digital.
Pelanggan dapat memilih cakupan asuransi yang mereka inginkan, memilih periode pertanggungan, dan memilih premi sesuai dengan kebutuhan dan anggaran mereka, ujarnya.
Perusahaan akan menyesuaikan strategi pemasaran dan penjualan produk dengan perkembangan gaya hidup masyarakat yang semakin digital. Dengan mengadopsi teknologi terkini, perusahaan akan memusatkan upaya pada platform digital untuk menjangkau konsumen secara lebih efektif. Seluruh proses pemasaran dan penjualan akan diintegrasikan secara online, memungkinkan pengelolaan data pelanggan yang lebih terstruktur dan efisien melalui sistem digital.
Perusahaan juga akan menggunakan teknologi seperti artificial intelligence, data analitik, dan pemrosesan bahasa alami untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dan efisiensi operasional. Teknologi ini memungkinkan perusahaan asuransi untuk melakukan analisis risiko yang lebih baik, memproses data dengan cepat, dan memberikan rekomendasi yang relevan kepada pelanggan.
"Perusahaan asuransi digital mengumpulkan dan menganalisis data pelanggan untuk mengidentifikasi tren, mengukur risiko, dan mengembangkan produk yang lebih baik. Data ini dapat mencakup informasi demografis, riwayat klaim, perilaku konsumen, dan sumber data lainnya. Alhasil, analisis data yang canggih membantu perusahaan asuransi digital dalam membuat keputusan bisnis yang lebih baik dan meningkatkan pemahaman mereka tentang pelanggan," kata Adi.
Related News
Emiten Grup Ciputra Ini Realisasikan Buyback 839,2 Juta Saham JRPT
Kolaborasi HATM-Seacon Lahirkan PT Habco Segara Crewing
Siapkan Rp90 Miliar, M Cash Integrasi (MCAS) Tuntaskan Buyback Saham
Pertumbuhan Usaha, Transcoal Pacific (TCPI) Setujui Private Placement
BEI Ungkap 15 Emiten Gelar Rights Issue Rp34,42T Sepanjang 2024
Pasca IPO, KSIX Targetkan Marketing Sales Rp300M Tahun Ini