EmitenNews.com -Indeks saham utama Wall Street merosot lebih dari 1% pada hari Selasa setelah data pekerjaan yang melebihi ekspektasi memperkuat kecemasan atas tingginya suku bunga untuk periode yang lebih lama, mendorong yield Treasury naik dan menekan saham-saham berkapitalisasi besar.


Data pekerjaan AS menunjukkan adanya peningkatan lowongan pekerjaan di bulan Agustus karena permintaan pekerja di sektor jasa profesional dan bisnis meningkat, mengindikasikan pasar tenaga kerja yang kompetitif yang dapat mendorong Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga bulan depan.


Kenaikan tersebut dilaporkan oleh Departemen Tenaga Kerja dalam laporan Job Openings and Labor Turnover Survey, atau laporan JOLTS, pada hari Selasa yang mengakhiri tiga bulan berturut-turut penurunan lowongan pekerjaan. Para pengusaha juga mempertahankan karyawan mereka di bulan Agustus.
Baik S&P 500 (.SPX) dan Dow (.DJI) menyentuh level terendah dalam lebih dari empat bulan secara intraday, dengan yang terakhir menjadi negatif secara year-to-date untuk pertama kalinya sejak awal Juni. Laporan Departemen Tenaga Kerja juga menunjukkan adanya ketatnya kondisi pasar tenaga kerja AS.


Pejabat Fed Cleveland Loretta Mester menyatakan kemungkinan kenaikan suku bunga lagi di bulan November jika kondisi ekonomi saat ini berlanjut, sementara Presiden Atlanta Raphael Bostic mengatakan bahwa kemungkinan besar akan membutuhkan waktu yang lama sampai penurunan suku bunga terjadi.


Selanjutnya, Stocknow.id memproyeksikan Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) pada hari ini akan bergerak Sideways dengan kecenderungan melemah terbatas menuju level Psikologis Supportya pada 6.900. Adapun saham-saham yang dapat dicermati pada hari ini sebagai Swing Trade, yaitu PGEO dan BRPT, sedangkan untuk Fast Trade ada PTMP dan NSSS.
IHSG diprediksi melemah pada hari ini karena beberapa sentimen global dan regional yang terjadi, diantaranya yaitu, mulai dari bursa global yang menunjukkan penurunan pada indeks majornya, seperti DJI melemah -1,29%, kemudian Nasdaq ditutup melemah sebesar -1,87%, serta S&P500 juga turun sebesar -1,37%.


Selanjutnya, ada beberapa sentimen yang menjadi pemberat pasar global diantaranya, yaitu data lowongan kerja AS yang jauh dari perkiraan para analis. Data yang di keluarkan oleh badan survey tenaga kerja AS pada selasa lalu, menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan terhadap lowongan pekerjaan di US untuk bulan Agustus lalu. Hal ini menjadi sebuah sentimen bagi produk moneter AS, yang diprediksi akan mengalami kenaikan sekali lagi pada tahun 2023 ini, tepatnya pada bulan november mendatang. Adapun, perkiraan penurunan atau pengoptimalan suku bunga AS, diproyeksikan akan dilakukan pada pertengahan tahun 2024.


Di sisi lain, harga minyak mentah rebound menjelang pertemuan antara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak, atau OPEC, dan sekutu-sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, yang akan diadakan pada hari Rabu mendatang.


Datang dari regional, Indeks STI Singapore, Hang Seng, Nikkei 225 serempak ditutup melemah. Turunnya permintaan atas pasar saham menjadi faktor pemberat pasar modal di negara-negara asia. Hal tersebut terjadi karena adanya tekanan dari pasar global yang terus kerap memberikan sentimen-sentimen yang beragam. Mulai dari Government Shutdown hingga kenaikan suku bunga AS pada bulan november mendatang.


Dari sisi teknikal, pada Candlestick perdagangan selasa(3/10/2023) ditutup melemah diikuti dengan adanya Upper Shadow yang cukup dalam. Upper Shadow terbentuk karena adanya tekanan jual yang curam pada perdagangan sesi II kemarin yang mana pada Time Frame 1H, candlestick IHSG ditutup dengan bearish marubozu. Serta, jika dilihat dari Indkator Bollinger Band, IHSG gagal menembus Level Middle Band, sehingga dikhawatirkan akan terjadi pembalikan arah pergerakan IHSG menuju level Lower Band.


Di sisi lain, pergerakan arah candle masih berada di dalam garis support di level 6.900 dan resistance di level 7.000
Stocknow.id merekomendasikan strategi trading pada saham-saham dibawah ini:


Kami merekomendasikan swing saham PGEO pada harga 1570, dengan TP1 di 1620, TP2 di 1730, dan SL di 1530. Selanjutnya, ada BRPT di harga 1370, dengan TP1 di 1420, TP2 di 1450, dan SL di 1335.


Kemudian dari Fast Trade, ada saham PTMP di harga 195, dengan TP1 di 202, TP2 di 206, dan SL di 191. Masih dari Fast Trade ada saham NSSS di harga 204, dengan TP1 di 212, TP2 di 216, dan SL di 199. (Emil Fajrizki)