Bank BTN (BBTN) Raih Pertumbuhan DPK Lebih Cepat Dari Kredit, Ini Strateginya

EmitenNews.com - Cepatnya pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) terhadap laju permintaan kredit perlu diwaspadai oleh bankir. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan Heru Kristiyana menyatakan hal ini akan mempengaruhi profitabilitas perbankan.
Memang sejak pandemi melanda, pertumbuhan kredit jauh lebih rendah dari pertumbuhan DPK. Hingga Oktober 2021, kredit hanya tumbuh sebesar 3,24% yoy. Sedangkan DPK justru tumbuh lebih tinggi yakni 9,4% yoy.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) sepakat dengan regulator bahwa gap tersebut dapat mempengaruhi profitabilitas bank. Sekretaris Perusahaan BTN Ari Kurniaman menyatakan terdapat faktor yang mempengaruhi profitabilitas yakni biaya dana dari DPK atau cost of fund, yield kredit, dan kualitas kredit.
“Agar BTN dapat mencatatkan profitabilitas yang optimal saat ini, kami mengelola pertumbuhan dengan memperhatikan beberapa hal. Mulai dari penghimpunan DPK difokuskan pada dana berbiaya rendah dan menyesuaikan suku bunga dana eksisting pada level yang optimal bagi bank dan nasabah,” ujar Ari
Kedua, yield kredit dijaga pada level yang ideal dengan memperhatikan segmen kredit yang sudah mulai berkembang. Guna dapat menghasilkan yield yang baik, BTN terus menyasar segmen konsumer dan usaha kecil dan menengah.
“Terus memperbaiki kualitas kredit untuk mendorong profitabilitas yang optimal. Hal-hal tersebut telah menjaga pertumbuhan pendapatan bunga bersih atau net interest income BTN sebesar 30,2% secara year-on-year pada September 2021,” jelasnya.
BTN juga akan mendorong pendapatan non bunga atau fee based income, dengan pengembangan produk antara lain layanan digital, wealth management, aktivitas treasury dan bisnis korporasi. BTN juga tetap fokus pada dana murah.
Merujuk laporan keuangan BTN per Oktober 2021, laba bersih mencapai Rp 1,72 triliun di Oktober 2021. Nilai itu meningkat 37,6% yoy dari Rp 1,25 triliun di Oktober 2020.
Related News

Buyback Tuntas, Hermina (HEAL) Telan 83,2 Juta Saham Harga Bawah

Listing, DKHH Milik Keluarga Wapres 1983-1988 Sahamnya ARA

Rugi Menebal, CMNT Kuartal I-2025 Defisit Rp3,91 Triliun

MESOP, Bank Jago (ARTO) Private Placement 200 Juta Lembar

Rugi Menciut, Widodo (WMUU) Kuartal I-2025 Defisit Rp79,6 Miliar

Levoca Lego 100 Juta Lembar, Ini Penjelasan BNBR