EmitenNews.com - Menteri ESDM Arifin Tasrif menyampaikan realisasi investasi di sektor ESDM hingga Oktober 2021 mencapai USD19.2 miliar atau 58 persen dari target yang telah ditetapkan sebesar USD33,1 miliar.

 

"Jadi di 2021, sampai kuartal 3, realisasi kita mencapai 58 persen dari target USD33.1 miliar. Sampai saat ini mencapai USD19.2 miliar. Tetapi kita berharap kita akan upayakan, sampai akhir Desember ini akan mencapai 81 persen atau USD26.8 miliar," ujarnya melalui keterangan tertulis, Kamis, (25/11/2021).  

 

Arifin mengatakan kinerja tersebut tak luput dari pandemi covid-19 yang masih membayangi perekonomian Indonesia. "Sehingga sulit terjadi proses pengadaan, mobilisasi, dan juga yang terkait dengan progres investasi. Kita akan berupaya untuk terus meningkatkannya," jelas Arifin.


Arifin bilang, bahwa potensi energi, terutama energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia sangat besar, terdiri dari energi surya, angin, air, panas bumi, hingga energi yang dihasilkan dari laut. Berdasarkan data terakhir, potensi EBT Indonesia mencapai 3.600 gigawatt (GW). Potensi yang sangat besar ini ditargetkan akan menciptakan investasi yang besar pula.


"Untuk itu kita sudah siapkan satu roadmap, bagaimana target Net Zero Emission (NZE) di 2060 akan coba kita capai dan bagaimana target untuk pemanfaatan EBT ini bisa mendukung sektor hilirisasi kita. Untuk itu dari sektor energi ini sendiri akan menciptakan investasi yang sedemikian besar. Kalau target kita di 2060, harus bisa memproduksi listrik sekitar 630 GW, ini akan membutuhkan investasi lebih kurang USD100 triliun, suatu jumlah investasi yang sangat besar," jelas Arifin

 

Dia mengatakan terobosan-terobosan baru,  juga dibutuhkan untuk menarik investasi yang besar tersebut. Infrastruktur transportasi harus dibuat lengkap dan tentunya infrastruktur energi harus andal dan berdaya saing.


Pertama, infrastruktur dan transportasi harus lengkap, di antaranya pembangunan jalan maupun pelabuhan. Ini tentu saja mengurangi masalah logistik.


"Kemudian infrastruktur energi, kita harus bisa membangun infrastruktur energi yang reliable, dalam arti kata, reliability supply dan competitiveness. Dengan competitiveness energi kita, akan memberikan daya saing kita yang lebih besar untuk menarik investor masuk," paparnya.


Hingga 2060, investasi penyediaan tenaga listrik direncanakan mencapai USD1 triliun. Hal tersebut dapat dicapai dengan mengoptimalkan semua sumber energi yang ada, termasuk potensi tenaga nuklir yang diperlukan.


"Rencana investasi penyediaan tenaga listrik sampai 2060, kita nanti mengoptimalkan semua sumber-sumber energi yang ada, termasuk juga potensi tenaga nuklir yang diperlukan. Jadi kebutuhan investasi ini akan mencapai kita targetkan, jika ini bisa direalisasikan, dengan komposisi masing-masing energi itu, ini akan menyerap investasi lebih kurang USD1 triliun," pungkasnya.

 

Sebagi informasi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meraih penghargaan Anugerah Layanan Investasi Kementerian/Lembaga Terbaik I atas Penilaian Kinerja Percepatan Pelaksanaan Berusaha 2021. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Presiden Joko Widodo kepada Menteri ESDM Arifin Tasrif pada Rapat Koordinasi Nasional dan Anugerah Layanan Investasi 2021 yang diselenggarakan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada Rabu, (24/11/) lalu.