MASIH ingat bencana nuklir Fukushima 10 tahun lalu ? Barangkali ada yang lupa, sekedar mengingatkan bahwa pada 11 Maret 2011 di Tohoku, Jepang terjadi gempa bumi disertai tsunami. Jika kemudian bencana ini tercatat dalam salah satu bencana paling parah dalam sejarah bukan lantaran besarnya kekuatan gempa, atau hempasan tsunami yang tingginya mencapai 14 meter. Tetapi karena di wilayah itu ada Pembangkit Tenaga Nuklir Fukushima yang kemudian meledak sebagai dampak terjadinya gempa.


Mestinya segera setelah gempa, reaktor secara otomatis mematikan reaksi fisi berkelanjutan. Namun, tsunami telah mematikan generator darurat yang menyediakan daya untuk mengendalikan dan mengoperasikan pompa yang diperlukan untuk mendinginkan reaktor. Pendinginan yang tidak memadai menyebabkan krisis nuklir berupa ledakan kimia hidrogen-udara, dan pelepasan bahan radioaktif yang membahayakan kehidupan umat manusia.


Bencana Fukushima tercatat insiden nuklir terdahsyat setelah peristiwa serupa di fasilitas nuklir milik Rusia di Cernobyl pada 26 April 1986. Bencana ini diberi kategori tingkat 7 dari Skala Kejadian Nuklir Internasional.


Diperkirakan 1.600 orang meninggal akibat gempa dan tsunami saat peristiwa terjadi. Meskipun tidak tercatat ada korban jiwa yang terkait langsung dengan dampak radiasi waktu itu, menurut teori ambang batas linear radiasi jumlah kematian akibat kanker baru bisa dilihat dampaknya dalam beberapa dekade ke depan.


Sebulan setelah bencana, Dinas Kepabeanan Vladivostok, Rusia menemukan 49 mobil yang dikapalkan dari Jepang terpapar zat radioaktif. "Tingkat paparan zat itu mencapai enam kali lipat dari ambang minimal paparan radioaktif yang diizinkan," pernyataan Dinas itu.


Alhasil di Jepang sendiri kekhawatiran terhadap radiasi nuklir menyebabkan banyak orang - terutama di kawasan terdampak - meninggalkan begitu saja kendaraan-kendaraan mereka.


Beberapa hari setelah bencana 150.000 penduduk di radius 20 kilometer di sekitar pabrik terpaksa mengungsi karena radiasi yang dilepaskan ke atmosfer. Zona eksklusif di radius 20 kilometer yang masih ada bekas rumah maupun bangunan bisnisnya, hingga kini kosong tanpa penghuni.


Pemandangan yang tampak menyedihkan adalah, setelah lebih dari 10 tahun lewat, "jasad" puluhan bahkan ratusan kendaraan itu kini mirip nisan di pemakaman umum yang menyatu dengan lumut dan rumput karena tak pernah ada tangan yang menyentuh.

Beristirahatlah dengan damai.(Fauzan)