EmitenNews.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan bahwa pihaknya tengah memantau pergerakan saham PT Trimitra Prawara Goldland Tbk (ATAP). Diawasinya saham ATAP ini lantaran adanya indikasi pola transaksi yang tidak wajar yang di luar kebiasaan atau UMA (Unusual Market Activity).

 

Pergerakan saham ATAP terus mengalami kenaikan. Merujuk data transaksi BEI, saham emiten properti dan real estate ini pada 27 Oktober 2021 masih bertengger di harga Rp108 per saham dan hingga penutupan kemarin, Selasa 2 November 2021 telah berada di harga Rp210 per saham atau naik 94,44 persen dalam 4 hari Bursa.


Sedangkan untuk pembukaan perdagangan pagi ini, Saham ATAP kembali mengorbit di zona hijau dengan kenaikan sangat signifikan 17,14 persen atau setara 34 poin ke level Rp244 dari harga pembukaan Rp210. Naiknya harga saham itu ditopang oleh frekuensi sebanyak 2.050 kali, volume saham 13,16 juta dan nilai transaksi Rp3,31 Miliar hingga pukul 09:14 WIB.


Kembali ditegaskan bahwa pengumuman UMA tersebut tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Informasi terakhir mengenai Perusahaan Tercatat adalah informasi tanggal 27 Oktober 2021 yang dipublikasikan melalui website PT Bursa Efek Indonesia (”Bursa”) terkait rencana penyelenggaraan public expose - tahunan.

 

"Sehubungan dengan terjadinya Unusual Market Activity atas saham ATAP, perlu kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini," terang Lidia M Panjaitan, Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, dalam pengumuman tertulisnya di Jakarta, Rabu (3/11/2021).

 

Lebih lanjut Lidia memaparkan bahwa Bursa mengimbau para investor untuk memperhatikan jawaban ATAP atas permintaan konfirmasi bursa. Selain itu, investor juga disarankan mencermati kinerja perusahaan dalam setiap keterbukaan informasi dan dihimbau untuk mengkaji kembali corporate action perusahaan tercatat apabila belum mendapat persetujuan RUPS.

 

"BEI juga menyarankan investor untuk mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan investasi," imbuhnya.