EmitenNews.com - PT Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSNG), emiten agribisnis milik Grup Triputra yang dikendalikan oleh TP Rachmat, sahamnya mencetak kenaikan tajam dalam sebulan terakhir. 

Namun, manajemen menyatakan tidak mengetahui adanya informasi material atau rencana aksi korporasi yang memicu lonjakan tersebut.

Pada perdagangan Senin (21/7), saham DSNG ditutup naik Rp15 atau 1,55% ke level Rp980 per saham. Jika ditarik mundur seminggu ke 15 Juli 2025, harga saham ini masih berada di level Rp855. Bahkan sebulan sebelumnya, tepatnya 23 Juni 2025, DSNG masih diperdagangkan di Rp745 per saham.

Dengan demikian, DSNG telah membukukan lonjakan harga sebesar 31,5% dalam satu bulan terakhir, mendorong Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mengajukan permintaan klarifikasi atas volatilitas transaksi tersebut.

Merespons surat BEI bernomor S-08359/BEI.PP1/07-2025, manajemen DSNG melalui Corporate Secretary Paulina Suryanti menyampaikan bahwa perusahaan tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang belum diumumkan ke publik, yang dapat mempengaruhi harga saham atau keputusan investor.

"DSNG tidak memiliki rencana aksi korporasi dalam waktu dekat, termasuk yang berdampak terhadap pencatatan saham di bursa," tulis  Paulina dalam menjawab surat resmi yang dilayangkan BEI.

Paulina juga menegaskan bahwa tidak ada aktivitas pembelian atau penjualan saham oleh pemegang saham utama yang terjadi belakangan ini. Bahkan, pemegang saham utama juga disebut tidak memiliki rencana strategis baru terkait kepemilikan sahamnya di DSNG.

Sebelumnya BEI juga melayangkan surat ke Emiten sawit milik TP Rachmat PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG) terkalit volatilitas pergerakan sahamnya di BEI yang beregerak naik tak wajar.

DSNG merupakan perusahaan agribisnis yang berdiri sejak 1980. Awalnya beroperasi di industri perkayuan, kini DSNG telah berkembang menjadi pemain besar di sektor kelapa sawit, kayu olahan, dan energi terbarukan.

Per 31 Desember 2024, struktur pemegang saham DSNG terdiri dari:

Masyarakat: 33,12%

PT Triputra Investindo Arya: 27,63%

PT Krishna Kapital Investama: 14,63%

PT Tri Nur Cakrawala: 7,44%

PT Mitra Aneka Guna: 6,32%

Arianto Oetomo & Andrianto Oetomo: masing-masing 5,43%.