Bengkak 40 Persen, Kuartal III 2025 APLN Boncos Rp57,94 Miliar
Maket pembangunan kawasan Kota Kertabumi besutan perseroan. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Agung Podomoro Land (APLN) per 30 September 2025 boncos Rp57,94 miliar. Bengkak 40,15 persen dari episode sama tahun lalu dengan tabulasi rugi senilai Rp41,34 miliar. Dengan hasil itu, rugi per saham dasar bertambah menjadi Rp2,55 dari sebelumnya Rp1,82.
Penjualan dan pendapatan usaha Rp2,64 triliun, terkoreksi 4,7 persen dibanding periode sama tahun lalu Rp2,77 triliun. Pendapatan berulang sektor perhotelan dan mal Rp988,8 miliar, susut 13,3 persen dari episode sama tahun lalu Rp1,14 triliun. Laba periode berjalan Rp28,21 miliar, drop 58 persen dari Rp67,62 miliar.
Kinerja perusahaan tahun ini mengalami koreksi tipis akibat penjualan hotel Pullman Ciawi Vimala Hills pada akhir 2024. Namun demikian, penjualan aset dengan value tinggi tersebut mampu memperkuat fundamental bisnis perusahaan, terutama dengan adanya percepatan pelunasan utang.
Sehingga beban bunga pada kuartal III-2025 turun hampir 38 persen menjadi Rp311,37 miliar dibanding periode sama tahun sebelumnya Rp502,55 miliar. Perusahaan terus menjalankan strategi adaptif, dan mendorong efisiensi berbagai lini bisnis. Berbagai langkah penting dilakukan untuk menjaga penjualan properti tetap tumbuh di tengah kondisi ekonomi melambat, dan daya beli menurun.
“Di tengah tekanan pasar properti nasional, kinerja APLN tetap berada pada level solid dengan minat konsumen terus terjaga terhadap produk hunian kami. Bisnis mall, dan hotel juga memberikan pendapatan berulang tetap positif,” tegas Justini Omas, Corporate Secretary Agung Podomoro Land.
Menurut Justini, marketing sales hingga September 2025 tercatat Rp1,24 triliun. Kontribusi terbesar tetap dari segmen rumah tapak, yang menunjukkan daya serap kuat melalui proyek-proyek seperti Podomoro Park Bandung, Bukit Podomoro Jakarta, dan Podomoro Golf View. Permintaan terhadap hunian tapak juga terus bergerak positif.
Itu seiring peningkatan kebutuhan masyarakat akan ruang tinggal lebih fungsional, nyaman, dan bernilai investasi jangka panjang. “Untuk menyesuaikan kondisi daya beli masyarakat melemah, APLN menerapkan strategi penjualan lebih adaptif. Salah satunya menghadirkan unit-unit rumah berukuran lebih compact sehingga harganya lebih terjangkau tanpa mengurangi kualitas, dan value kawasan,” ujar Justini.
Memasuki kuartal IV 2025, perusahaan optimistis penjualan, dan pendapatan usaha akan tumbuh positif dibanding kuartal sebelumnya. Momentum perayaan Natal dan liburan akhir tahun akan menjadi sumber utama pendapatan berulang, baik dari sektor perhotelan maupun pusat perbelanjaan.
Berbagai stimulus pemerintah ke sektor riil diharap mampu menciptakan keyakinan konsumen untuk melakukan transaksi maupun investasi sektor properti. Apalagi pemerintah memiliki komitmen, dan dukungan penuh terhadap kebangkitan sektor properti selama bertahun-tahun terbukti menjadi salah satu kontributor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Kami percaya dengan dukungan penuh pemerintah, baik dalam bentuk stimulus pajak maupun suku bunga rendah, hingga akhir tahun penjualan properti masih berpeluang tumbuh. Kami juga optimistis Natal dan liburan akhir tahun akan berdampak positif bagi bisnis mal, dan hotel perseroan berbagai kota Indonesia,” harap Justini. (*)
Related News
Waskita (WSKT) Eksekusi Transaksi Rp147,4 M, Ini Tujuannya
Profit Taking, Longping Divestasi 46,66 Juta Saham LABA
BRMS Ungkap Transaksi Baru, Simak Detailnya
Kurangi Muatan, Tunggal Jaya Lego 700 Juta Saham IMPC Harga Diskon
Fujikura Tinggalkan Bisnis Kabel, JECC Ambil Langkah Buyback Terukur
Erwin Ciputra Akumulasi Rp3,22 Miliar Saham TPIA di Harga Pasar





