Berhasil Tahan Laju Konversi Lahan Pertanian, KTNA Puji Pemerintah
Ilustrasi lahan sawah pertanian petani. dok. Diskominfo Indramayu.
EmitenNews.com - Pemerintah dinilai berhasil menahan laju konversi lahan pertanian. Lahan baku sawah (LBS) pada 2019-2024 hanya menyusut 79.607 hektare. Kita tahu, persoalan keterbatasan lahan pertanian akibat alih fungsi, menjadi tantangan dalam upaya peningkatan produksi pangan, utamanya beras. Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional memuji keberhasilan pemerintah itu.
Dalam keterangannya yang dikutip Sabtu (12/10/2024), Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional, HM Yadi Sofyan Noor mengatakan, penyusutan LBS yang hanya 79.607 hektare merupakan capaian luar biasa dan jauh di bawah perkiraan banyak pihak. Hal itu menunjukkan upaya menjaga LBS berjalan baik.
“Itu capaian yang luar biasa (konversi LBS hanya 79.607 ha). Banyak pihak yang memperkirakan alih fungsi lahan bisa 500 ribu ha selama lima tahun terakhir. Faktanya tidak demikian masif seperti pengamatan banyak pihak,” ungkap HM Yadi Sofyan Noor.
Publikasi Kementerian Pertanian menyebutkan, persoalan lahan memang menjadi salah satu pekerjaan rumah pemerintah di sektor pertanian. Alih fungsi lahan pertanian menjadi sesuatu yang sulit dibendung. ironisnya, karena kebutuhan masyarakat akan pangan terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk RI sebesar 1,25% per tahun.
“Keduanya berjalan sesuai kebijakan. Tapi kalau kalau kita lihat optimasi lahan rawa di berbagai daerah saat ini berjalan baik. Begitu juga dengan persiapan cetak sawah di berbagai daerah yang disambut baik masyarakat dan petani," jelas HM Yadi Sofyan Noor Sofyan.
Sejauh ini, program optimasi lahan rawa oleh Kementan, berhasil menggarap 40 ribu ha di Merauke dari 6 wilayah distrik. Rinciannya, Distrik Tanah Miring 10.540 ha, Distrik Kurik 10.674 ha, Distrik Semangga 6.000 ha, Distrik Malindo 6.629 ha, Distrik Merauke 1.609 ha, dan Distrik Jagebob 4.549 ha.
Bagusnya, karena optimasi lahan itu disertai dukungan pengerjaan konstruksi jaringan irigasi, jembatan usaha tani, serta pompa air. Jaringan irigasi terealisasi 732.716 meter (100%), jembatan usaha tani 178 unit (100%), dan pompa air 49 unit (100%).
Pemerintah dinilai berhasil menahan laju konversi lahan pertanian. Sebab, lahan baku sawah (LBS) pada 2019-2024 hanya menyusut 79.607 hektare. Selama ini, persoalan keterbatasan lahan pertanian akibat alih fungsi menjadi salah satu tantangan dalam upaya peningkatan produksi pangan, utamanya beras.
Pemerintah telah berupaya menahan laju konversi lahan pertanian. Mengacu Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) RI Nomor 446.1/SK-PG.03.03/V/2024, luas LBS nasional 2024 disebutkan 7.384.341 ha.
Berdasarkan data kementerian/lembaga (K/L) yang sama, luas LBS nasional 2019 mencapai 7.463.948 ha seperti tertera di Keputusan Menteri ATR/Kepala BPN RI Nomor 686/SK-PG.03.03/XII/2019. Dengan begitu, dalam kurun lima tahun, penyusutan lahan sawah existing hanya 79.607 hektare. ***
Related News
Potensi Aset Rp990 Triliun, Asbanda Siap Dukung Pembiayaan PSN
Ajak Investor Inggris Investasi di EBT, Menteri Rosan Buka Peluangnya
PKPU Pan Brothers (PBRX) Soal Utang Rp6,25T Diperpanjang 14 Hari
Maya Watono Kini Pimpin InJourney, Ini Profilnya
Pascapemilu, Investor Global Kembali Pindahkan Portofolionya ke AS
Belum Berhenti, Harga Emas Antam Naik Lagi Rp12.000 per Gram