EmitenNews.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa neraca perdagangan Indonesia Oktober 2024 mengalami surplus USD2,48 miliar. Meski berhasil mempertahankan catatan surplus sepanjang 54 bulan beruntun, namun neraca perdagangan bulan ini mengalami penurunan dibanding September 2024 yang mencatat surplus sebesar 3,26 miliar dolar AS.


Surplus neraca perdagangan Indonesia pada Oktober terutama berasal dari sektor nonmigas USD4,80 miliar, namun sektor migas defisit senilai USD2,32 miliar.


Nilai ekspor Indonesia Oktober 2024 mencapai USD24,41 miliar atau naik 10,69 persen dibanding ekspor September 2024. Dibanding Oktober 2023 nilai ekspor naik sebesar 10,25 persen.


Ekspor nonmigas Oktober 2024 mencapai USD23,07 miliar, naik 10,35 persen dibanding September 2024 dan naik 11,04 persen jika dibanding ekspor nonmigas Oktober 2023.


Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari.Oktober 2024 mencapai USD217,24 miliar atau naik 1,33 persen dibanding periode yang sama tahun 2023. Sejalan dengan total ekspor, nilai ekspor nonmigas yang mencapai USD204,21 miliar juga naik 1,48 persen.


Dari sepuluh komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar Oktober 2024, sebagian besar komoditas mengalami peningkatan, dengan peningkatan terbesar pada lemak dan minyak hewani/nabati sebesar USD1.046,5 juta (52,67 persen). Sementara yang mengalami penurunan adalah logam mulia dan perhiasan/permata sebesar USD102,0 juta (14,46 persen).


Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari.Oktober 2024 naik 3,75 persen dibanding periode yang sama tahun 2023, demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 23,78 persen, sedangkan ekspor hasil pertambangan dan lainnya turun 8,65 persen.


Ekspor nonmigas Oktober 2024 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu USD5,66 miliar, disusul Amerika Serikat USD2,34 miliar, dan India USD2,02 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 43,49 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar USD4,32 miliar dan USD1,59 miliar.


Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari.Oktober 2024 berasal dari Provinsi Jawa Barat dengan nilai USD31,52 miliar (14,51 persen), diikuti Jawa Timur USD21,44 miliar (9,87 persen) dan Kalimantan Timur USD20,86 miliar (9,60 persen).


Nilai impor Indonesia Oktober 2024 mencapai USD21,94 miliar, naik 16,54 persen dibandingkan September 2024 atau naik 17,49 persen dibandingkan Oktober 2023.


Impor migas Oktober 2024 senilai USD3,67 miliar, naik 44,98 persen dibandingkan September 2024 atau naik 14,32 persen dibandingkan Oktober 2023.


Impor nonmigas Oktober 2024 senilai USD18,27 miliar, naik 12,13 persen dibandingkan September 2024 atau naik 18,14 persen dibandingkan Oktober 2023.


Dari sepuluh golongan barang utama nonmigas Oktober 2024, hanya golongan mesin/peralatan mekanis dan bagiannya yang mengalami penurunan senilai USD62,1 juta (2,09 persen) dibandingkan September 2024. Sementara golongan mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya mengalami peningkatan terbesar senilai USD590,1 juta (29,20 persen).


Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Oktober 2024 adalah Tiongkok USD6,43 miliar (35,19 persen), Jepang USD1,50 miliar (8,22 persen), dan Singapura USD1,09 miliar (5,96 persen). Impor nonmigas dari ASEAN USD3,40 miliar (18,61 persen) dan Uni Eropa USD1,07 miliar (5,88 persen).


Seluruh nilai impor menurut golongan penggunaan barang selama Januari.Oktober 2024 mengalami peningkatan terhadap periode yang sama tahun sebelumnya. Golongan bahan baku/penolong meningkat tertinggi senilai USD7.210,2 juta (5,40 persen), diikuti barang modal USD1.514,2 juta (4,69 persen) dan barang konsumsi USD888,9 juta (5,08 persen).(*)