BI Siapkan Insentif Likuiditas Berskala Besar Bagi Perbankan
![Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengungkapkan pihaknya akan memberikan keringanan melalui insentif likuiditas berskala besar bagi perbankan untuk menyalurkan kredit pinjaman ke berbagai sektor guna meningkatkan kapasitas perekonomian termasuk upaya makroprudensial hilir agropangan. BI Siapkan Insentif Likuiditas Berskala Besar Bagi Perbankan](https://emitennews.com/uploads/news/image_1718578643.jpg)
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengungkapkan pihaknya akan memberikan keringanan melalui insentif likuiditas berskala besar bagi perbankan untuk menyalurkan kredit pinjaman ke berbagai sektor guna meningkatkan kapasitas perekonomian termasuk upaya makroprudensial hilir agropangan.
EmitenNews.com - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengungkapkan pihaknya akan memberikan keringanan melalui insentif likuiditas berskala besar bagi perbankan untuk menyalurkan kredit pinjaman ke berbagai sektor guna meningkatkan kapasitas perekonomian termasuk upaya makroprudensial hilir agropangan.
Hal tersebut dilaporkanya dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi Tahun 2024 dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Award, di Istana Negara Jakarta, Jumat (14/6/2024).
“Untuk mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan, Kebijakan Makroprudensial Longgar antara lain melalui insentif likuiditas yang besar kepada perbankan, kami berikan untuk penyaluran kredit pembiayaan ke berbagai sektor untuk meningkatkan kapasitas perekonomian, termasuk hilirisasi pertanian dan UMKM pangan.” tandasnya.
Gubernur BI memperkirakan perekonomian Indonesia masih sangat kuat. Hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang terjaga pada level 5 persen dan inflasi di bawah 3 persen. Namun tetap diperlukan adanya penguatan sinergi antara Bank Indonesia, pemerintah pusat, dan pemerintah daerah guna memitigasi konflik geopolitik global yang sedang berlangsung.
“ke depan perlu kita hadapi dengan upaya dan sinergi yang berkelanjutan. Kesinambungan adalah sangat penting untuk pengendalian inflasi ke depan, khususnya untuk memitigasi risiko kenaikan harga pangan dan energi akibat konflik geopolitik global yang masih berkelanjutan, ketidakpastian pasar keuangan global, serta permasalahan struktural seperti produktivitas, inefisiensi, distribusi, dan integrasi data pangan.” tutupnya.(*)
Related News
![BI dan FEB UI Susun Kajian Model Pembiayaan Digital BI dan FEB UI Susun Kajian Model Pembiayaan Digital](https://emitennews.com/uploads/news/image_1719282884.jpg)
BI dan FEB UI Susun Kajian Model Pembiayaan Digital
![Logo usaha lembaga keuangan milik BUMN, PT Permodalan Nasional Madani BEI Beri Sanksi Lembaga Keuangan BUMN PNM, Ini Penyebabnya](https://emitennews.com/uploads/news/image_1719137246.png)
BEI Beri Sanksi Lembaga Keuangan BUMN PNM, Ini Penyebabnya
![Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI). Terbaru, BEI Revisi Syarat Saham Gocap Keluar dari PPK FCA](https://emitennews.com/uploads/news/image_1719000124.webp)
Terbaru, BEI Revisi Syarat Saham Gocap Keluar dari PPK FCA
![Ruas Cibitung – Cilincing menerima kunjungan Direktorat Jalan Bebas Hambatan (DJBH), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Tol JTCC Seksi I Penuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM)](https://emitennews.com/uploads/news/image_1718959979.jpg)
Tol JTCC Seksi I Penuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM)
![BI membuat aturan baru RPLN yang ditujukan untuk penguatan pengelolaan pendanaan luar negeri bank sesuai kebutuhan perekonomian berlaku mulai 1 Agustus 2024. BI Atur Ulang Cakupan Pendanaan LN Bank, Berlaku Mulai 1 Agustus](https://emitennews.com/uploads/news/image_1718940079.jpeg)
BI Atur Ulang Cakupan Pendanaan LN Bank, Berlaku Mulai 1 Agustus
![Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI). BEI Implementasikan Hasil Evaluasi PPK FCA per 21 Juni 2024](https://emitennews.com/uploads/news/image_1718901121.jpg)
BEI Implementasikan Hasil Evaluasi PPK FCA per 21 Juni 2024