Bidik Pasar ASEAN dan Negara Muslim, UBC Medical (LABS) Siap Ekspansi

jajaran manajemen PT UBC Medical Indonesia Tbk (LABS) saat public expose. DOK/ISITIMEWA
EmitenNews.com -PT UBC Medical Indonesia Tbk (LABS) tengah menyiapkan langkah ekspansi ke pasar global melalui strategi sertifikasi dan diversifikasi pasar. Perseroan menargetkan ekspor alat kesehatan (alkes) ke negara-negara anggota ASEAN dan negara dengan mayoritas penduduk Muslim, sebagai bagian dari upaya peningkatan skala bisnis ke level internasional.
Direktur Utama UBC Medical Indonesia FX Yoshua Raintjung menjelaskan, saat ini pihaknya sedang dalam proses mendapatkan halal certification dan WHO recommendation sebagai syarat utama untuk dapat menembus pasar ekspor. Kedua sertifikasi tersebut akan menjadi pintu masuk utama ke negara-negara dengan preferensi sertifikasi halal dan standar kesehatan global yang ketat. “Kita sedang berproses untuk mendapatkan sertifikasi halal dan rekomendasi WHO. Jika semuanya lancar, kami menargetkan bisa rampung tahun depan. Setelah itu, ekspor akan menjadi fokus utama, terutama ke kawasan ASEAN dan negara-negara Muslim,” kata Yoshua dalam paparan publik di Jakarta, Senin (30/6/2025).
Menurut Yoshua, langkah ini juga bertujuan menyeimbangkan porsi pendapatan antara sektor pemerintah dan swasta, termasuk ekspor. Saat ini, sekitar 70% pendapatan perseroan masih berasal dari proyek-proyek pemerintah, sementara kontribusi swasta masih relatif kecil. “Kami harap, ekspor nantinya bisa mendorong keseimbangan kontribusi pendapatan antara sektor pemerintah dan swasta ke kisaran 50:50,” ujarnya.
UBC Medical Indonesia selama ini dikenal sebagai penyedia alat kesehatan diagnostik, khususnya berbasis teknologi molekular seperti Polymerase Chain Reaction (PCR). Produk-produk perseroan difokuskan untuk mendukung strategi pencegahan penyakit melalui deteksi dini, sejalan dengan arah kebijakan pemerintah yang kini lebih menitikberatkan pada pendekatan preventif dibandingkan kuratif.
“Pemerintah kini lebih fokus pada upaya preventif, dan alat diagnostik kami sangat relevan dalam konteks ini. Kami berharap bisa terus mendukung upaya ini, terutama di sektor layanan kesehatan primer,” jelas Yoshua.
Meski distribusi dan layanan masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, perseroan melihat potensi pertumbuhan di luar Jawa. Namun, keterbatasan infrastruktur dan fasilitas kesehatan masih menjadi tantangan dalam memperluas penetrasi pasar di wilayah tersebut.
Dari sisi produksi, UBC Medical Indonesia telah memiliki fasilitas manufaktur sendiri, termasuk di kawasan Pulo Gadung. Selain itu, perseroan juga melakukan kolaborasi dengan produsen lokal dan mengadopsi transfer teknologi dari mitra luar negeri untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi produk.
Di tengah tantangan inflasi biaya medis dan dominasi bahan baku impor, UBC Medical Indonesia juga tengah mengupayakan efisiensi biaya produksi untuk menjaga harga tetap terjangkau bagi end-user tanpa mengorbankan margin keuntungan.
“Kami menyadari industri kesehatan masih bergantung pada bahan baku impor. Oleh karena itu, kami berharap adanya insentif dari pemerintah untuk mendorong produksi lokal. Tujuan akhir kami adalah menghadirkan alat kesehatan yang lebih murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat,” tegas Yoshua.
Dengan strategi sertifikasi global, diversifikasi pasar, serta peningkatan kapasitas produksi lokal, UBC Medical Indonesia optimistis dapat memperluas pangsa pasar dan memperkuat posisinya sebagai pemain utama di industri alat kesehatan nasional dan regional.
Related News

Merger Dua Raksasa Emiten Pembiayaan Terwujud

Ekspansi! OMED Bagi Dividen Rp96,60 Miliar dan Buyback Saham

Indo-Rama Synthetics (INDR) Tingkatkan Pinjaman ke Anak Usaha

RUPST Klinko Karya Imaji (KLIN) Putuskan tidak Bagikan Dividen

Strategi Pertumbuhan 2025, ELIT Incar Pasar RI Hingga Asia Pasifik

Berikan Kemudahan, BRI (BBRI) Hadirkan Lagi Inovasi Layanan Digital