Hal ini tentunya sejalan dengan komitmen untuk memberikan imbal hasil investasi yang optimal bagi pemegang saham.
Royke menuturkan perseroan optimis dalam meningkatkan kinerja secara berkelanjutan. Secara umum, tahun 2023 diprediksi sebagai tahun yang penuh tantangan dengan masih berlanjutnya isu geopolitik, perlambatan ekonomi dan tekanan inflasi secara global. Inflasi pun diperkirakan melandai ke 3,8% setelah meredanya dampak kenaikan harga BBM ke inflasi konsumen. Stabilnya ekonomi domestik ini tentunya akan menjadi katalis pertumbuhan bisnis yang sehat bagi perbankan.
“Dengan mempertimbangkan prospek dan potensi bisnis serta kondisi makro ekonomi, perseroan tetap optimis pertumbuhan kinerja akan positif seiring dengan agenda transformasi yang masih berjalan di 2023,” sebutnya.
Royke mengutarakan tahun ini perseroan pun telah menyusun rencana bisnis bank dengan indikator kinerja utama berupa pertumbuhan kredit hingga 10,0%, dengan NPL Gross kurang dari 2,5% di penghujung 2023.
Target pertumbuhan neraca yang berkualitas tersebut, diharapkan dapat memberikan dampak yang positif terhadap profitabilitas perseroan, sehingga NIM diproyeksikan berada di atas 4,8% dan ROE di kisaran 15,7% - 16%. Untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut, perseroan mengembangkan solusi transaksi dan pembiayaan ekosistem untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang beragam.
Perseroan juga mengembangkan infrastruktur teknologi serta inovasi digital dalam rangka peningkatan kemampuan transaksional, terutama pada aplikasi BNI Mobile Banking dan BNIDirect dengan tujuan untuk menjadi top-of-mind transactional bank bagi nasabah.
Perseroan juga gencar melakukan perluasan partnership melalui platform open API dan pengembangan teknologi terkini seperti AI, blockchain, hingga metaverse dalam rangka memperluas eksosistem bisnis dan meningkatkan customer experience.
Perseroan juga fokus pada peningkatan Current Account Saving Account (CASA) dan Fee Based Income (FBI) yang sustain sekaligus meningkatkan ekspansi bisnis terutama ke nasabah top tier mulai dari segmen korporasi dan turunan bisnisnya yang masuk dalam sektor industri prospektif, hingga segmen konsumer, dengan tetap mengedepankan asas prudential banking.
“Tentunya kami juga akan melanjutkan transformasi human capital, culture, dan operasional sehingga lebih agile dan lean dalam mendukung bisnis. Kami juga memperkuat jaringan bisnis Internasional dalam mendukung penetrasi pasar global serta terus mengoptimalkan sinergi BNI Group dalam memperkuat posisi Perusahaan Anak,” imbuhnya.
Susunan Pengurus BNI
Adapun, pada agenda selanjutnya RUPS Tahunan menyetujui perubahan pengurus perseroan.
RUPS Tahunan menyetujui pemberhentian dengan hormat dan pengangkatan kembali Bapak Sigit Widyawan sebagai Komisaris Independen BNI.
Selain itu, RUPS Tahunan menyetujui pengangkatan Robertus Billitea sebagai Komisaris BNI. Beliau saat ini menjabat sebagai Direktur Utama PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) atau IFG.
Related News
Timah (TINS) Paparkan Kinerja Kuartal III 2024, Ini Detailnya
RMK Energy (RMKE) Tingkatkan Volume Jasa dan Penjualan Batu Bara
Golden Eagle (SMMT) Targetkan Penjualan Rp561,3M Tahun Ini
BEI Buka Gembok Saham KLIN Setelah Tiga Pekan Kena Suspensi
Entitas Lautan Luas (LTLS) Raih Fasilitasi Pembiayaan Rp40M
SGER Amankan Lagi Kontrak Pasok Batu Bara ke Vietnam Rp705M