EmitenNews.com - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) meluncurkan strategi komunikasi baru bertema ”Kerja Keras Bebas Cemas”. Strategi itu, diperkenalkan Direktur Utama BPJAMSOSTEK Anggoro Eko Cahyo lewat sebuah drama musikal.


Drama tersebut menggambarkan kegelisahan para pekerja saat mengalami kecelakaan kerja, dan perjuangan mereka untuk meraih masa depan sejahtera. Anggoro menyebut, berdasar catatan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2022 jumlah penduduk Indonesia bekerja mencapai 135,61 juta orang. 


”Nah, dari angka itu, sekitar 60 persen bekerja di sektor informal atau kategori Bukan Penerima Upah (BPU),” tutur Anggoro dalam keterangan di Jakarta, Jumat (21/10). Itu tentu menjadi tantangan sekaligus peluang besar bagi BPJS Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) untuk terus meningkatkan cakupan kepesertaan. 


Pasalnya, hingga September 2022, total jumlah peserta aktif BPJAMSOSTEK sebesar 35,6 juta. Di mana, di dalamnya ada pekerja BPU sejumlah 4,6 juta. Berdasar hasil riset BPJAMSOSTEK, banyak pekerja BPU belum terdaftar sebagai peserta disebabkan pemahaman minim akan pentingnya perlindungan jaminan sosial. 


Selain itu, mayoritas beranggapan BPJAMSOSTEK hanya untuk pekerja formal seperti pekerja kantoran. Ajang itu, sekaligus momentum untuk kembali menegaskan seluruh pekerja berhak atas perlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. ”Tema ”Kerja Keras Bebas Cemas” bagus dijadikan branding untuk teknis pelaksanaan program perluasan kepesertaan BPJAMSOSTEK khusus kategori BPU. Sebab kata-kata yang digunakan lebih mengena di benak kelompok pekerja informal,” tambah Kepala Kantor Cabang BPJAMSOSTEK Jakarta Ceger Cep Nandi Yunandar.


Menurut Cep Nandi, jika mem-branding tema program dengan kata-kata asing supaya terlihat wah, justru khawatir masyarakat tidak paham. Kondisi tersebut malah bisa menghambat program itu sendiri. ”Ketika kita pasang spanduk ’Kerja Keras Bebas Cemas’ misalnya di pasar, masyarakat sekitar akan tahu sendiri oh sedang ada program pendaftaran BPJAMSOSTEK, ayo buruan daftar,” ungkap Cep Nandi. (*)