EmitenNews.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong pemanfaatan teknologi pengemasan untuk meningkatkan nilai tambah olahan pangan termasuk makanan tradisional sehingga bisa semakin beredar di pasaran.

 

"Kategori yang sudah kami kembangkan selama ini, yaitu proses thermal konvensional," kata peneliti Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan BRIN Aldicky Faizal Amri dalam keterangan yang diakses di laman resmi BRIN di Jakarta, Jumat (5/8).

 

Dalam proses pengemasan makanan dan minuman dalam kemasan, ada beberapa kategori seperti proses thermal konvensional, aseptik, proses thermal modern, dan non-thermal modern.

 

Aldicky menuturkan teknologi proses thermal konvensional berpusat pada pemanfaatan riset sterilisasi untuk meningkatkan nilai tambah produk.

 

Teknologi tersebut berfungsi untuk melindungi bahan pangan segar dan pangan olahan dari penyebab kerusakan secara fisik, kimia, dan mekanis.

 

Proses termal (pemanasan) merupakan proses pengawetan makanan dengan memanfaatkan energi panas. Pemakaian panas bertujuan untuk mematikan mikroorganisme di dalam bahan makanan.

 

"Fungsi utamanya, untuk mempertahankan bahan dalam kondisi higienis, dan bersih, mempertahankan gizi produk yang terkemas, media informasi, dan promosi," ujarnya.