BRMS Ungkap Transaksi Jumbo USD625 Juta
Proyek emas bawah tanah garapan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) yang berada di Palu, Sulawesi Tengah.
PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) meraih fasilitas pinjaman jangka panjang terbaru senilai total USD625 juta dari sindikasi perbankan yang terdiri dari Bangkok Bank Public Company Limited, Bank Permata, Bank Mega, dan BCA.
Dana jumbo ini bila dirupiahkan setara Rp10.430.312.500.000 atau sekitar Rp10,43 triliun bila mengacu kurs RI per Senin (24/11/2025) senilai Rp16.690 per USD. Dana tersebut akan mengakselerasi pembangunan tambang emas bawah tanah Palu serta eksplorasi besar-besaran mineral di Gorontalo, Aceh, dan Banten.
Charles Gobel, Chief Financial Officer & Direktur BRMS, mengatakan fasilitas ini memiliki tenor 6 tahun termasuk grace period sekitar 10 bulan, dengan jatuh tempo akhir pada 31 Desember 2031. Adapun, Charles juga menjelaskan fasilitas tersebut terbagi dalam dua bagian.
Pertama, terkait pinjaman senilai US$425 juta untuk anak usaha PT Citra Palu Minerals (CPM). Dana ini digunakan untuk menyelesaikan konstruksi tambang emas bawah tanah hingga Kuartal III/2027, meningkatkan kapasitas pabrik emas Carbon In Leach (CIL) dari 500 ton menjadi 2.000 ton bijih per hari pada Kuartal IV/2026, membiayai kebutuhan modal kerja, serta melunasi pinjaman sebelumnya senilai US$120 juta dari Bank Mega.
Kedua, BRMS memperoleh fasilitas tambahan sebesar US$200 juta untuk pendanaan eksplorasi oleh tiga entitas yakni, PT Gorontalo Minerals (GM) untuk peningkatan cadangan tembaga; PT Linge Mineral Resources (LMR) untuk pengeboran emas–perak di Linge, Aceh; dan PT Suma Heksa Sinergi (SHS) untuk eksplorasi emas–perak di Lebak, Banten.
Agus Projosasmito, CEO & Direktur Utama BRMS, turut memaparkan pinjaman tersebut menjadi katalis tiga agenda utama perseroan.
“Pertama, pinjaman tersebut diperlukan untuk mendanai peningkatan kapasitas pemrosesan salah satu pabrik emas kami di Palu dari 500 ton menjadi 2.000 ton bijih per hari yang akan diselesaikan pada bulan Oktober 2026. Oleh karenanya produksi emas akan meningkat di Q4 2026,” ujarnya.
“Kedua, pinjaman tersebut membantu kami untuk menyelesaikan konstruksi tambang emas bawah tanah di Palu. Hal ini akan berdampak terhadap peningkatan produksi emas BRMS secara signifikan pada semester kedua tahun 2027, mengingat prospek tambang emas bawah tanah tersebut memiliki kadar emas tinggi di kisaran 4,9 g/t,” lanjut Agus.
“Ketiga, pinjaman tersebut digunakan untuk aktifitas pengeboran & eksplorasi di beberapa lokasi tambang di Gorontalo dalam 18 bulan ke depan. Kami berharap dapat meningkatkan jumlah sumber daya dan cadangan mineral tembaga kami di Gorontalo, dan mengumumkan hasil pengeborannya pada semester pertama tahun 2027,” pungkas Agus.EmitenNews.com -
Related News
Perkuat Posisi! SSMS Sah Akuisisi Saham SML Senilai Rp1,6 Triliun
Belum Dua Tahun Menjabat, BESS Langsung Tunjuk Dirut Pengganti
Emiten Hermanto Tanoko (RISE) Bakal Bagi Saham Bonus Rasio 25:12
Emiten Suku Cadang Otomotif Ini Kantongi Dividen Anak Usaha Rp59,17M
Pengendali BMBL Lepas Saham, Harga Malah Melonjak!
BRI Bidik Pertumbuhan Baru! Genjot Segmen Konsumer & Bank Emas





