EmitenNews.com - Wakil Direktur Utama Bank Syariah Indonesia atau BSI (BRIS) Bob Tyasika Ananta menilai prospek perbankan syariah di Indonesia masih menarik. Itu mengingat jumlah penduduk muslim mencapai 87 persen dari total populasi. Namun, penetrasi perbankan syariah masih terbilang rendah.

"Kalau kita sedikit bandingkan dengan Malaysia, itu 30 persen pangsa pasar perbankan syariah. Padahal, kalau kita coba bandingkan, populasi muslim Malaysia itu sekitar 60 persen dari total populasi Malaysia. Jadi, saya juga memiliki mimpi, kalau bisa market share syariah di Indonesia separuh dari persentase populasi," tutur Bob, dalam seminar nasional di Jakarta, Senin (26/2).

Bob berharap, pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia dapat terus meningkat. Di dalam industri keuangan, imbuh dia, capaian pangsa pasar menjadi penting. Apalagi, capaian pangsa pasar itu saling berhubungan dengan tingkat literasi ekonomi, dan keuangan syariah sama-sama menjadi pekerjaan rumah Indonesia.

Penetrasi perbankan syariah Indonesia meningkat 2 persen semenjak merger BSI pada 2021. Per November 2023, aset perbankan syariah tumbuh 10,8 persen dibanding perbankan nasional 5,09 persen. BSI turut menjadi penggerak perbankan syariah dengan mencatat pertumbuhan aset 12,86 persen.

Dari sisi pembiayaan, perbankan syariah tumbuh 14,6 persen, dan perbankan nasional tumbuh 9,74 persen. Khusus BSI, pertumbuhan pembiayaan mencapai 14,07 persen. Sementara dari sisi dana pihak ketiga (DPK), perbankan syariah tumbuh 7,66 persen dan perbankan nasional tumbuh 3,04 persen.

BSI menyumbang pertumbuhan DPK di dalam perbankan syariah dengan angka sebesar 8,09 persen. "Lagi-lagi itu sebetulnya hanya menunjukkan angka-angka bahwa, ya, potensinya itu besar dan peluangnya besar," kata Bob.

Dia mengatakan, proyeksi kondisi makroekonomi Indonesia yang resilien pada tahun ini turut membangkitkan optimisme terhadap peningkatan prospek perbankan syariah.

Bob pun mengingatkan, sebagaimana yang pernah disampaikan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, bahwa resiliensi ekonomi dan ekosistem syariah di Indonesia yang solid juga akan meningkatkan optimisme dalam menghadapi tantangan di tahun 2024. (*)