Menurut ulasan BRI Danareksa Sekuritas, BTN berharap dapat menumbuhkan kredit non-perumahan dengan menggenjot kredit konsumen yang disalurkan melalui aplikasi digitalnya, yaitu BTN Mobile. 

 

Dalam presentasi Analyst Meeting per 30 September 2023, BTN akan melanjutkan pertumbuhan kredit di produk high-yield, seperti KUR, KRING (Kredit Ringan), dan KAR (Kredit Agunan Rumah).

 

Selain itu, BTN menargetkan pertumbuhan di kredit komersial melalui UMKM Center, serta kredit korporasi dengan membidik pengembang konglomerat seperti Alam Sutera dan BSD (Sinar Mas Land). 

 

Dengan adanya perkiraan dampak positif insentif pajak terhadap pertumbuhan kredit BTN, BRI Danareksa Sekuritas akan melakukan kajian ulang terhadap rekomendasi saham BTN yang dikeluarkan, yaitu BUY dengan target price Rp 2.000 per saham.

 

Sementara itu, CGS CIMB memproyeksikan akselerasi pertumbuhan kredit BTN akibat adanya insentif pajak yang akan membuat harga saham BTN di level Rp 1.600 per saham.

 

Pandangan optimistis BTN terhadap pertumbuhan kreditnya memicu market untuk memborong saham BTN. Pada pembukaan perdagangan Selasa (28/11), harga saham BTN meningkat ke level Rp 1.290 per saham dari penutupan Jumat pekan lalu (24/11) di Rp 1.260 per saham, dan ditutup positif pada sore hari di angka Rp 1.295 per saham.