Data primer menunjukkan lompatan signifikan pada rasio Funds From Operations (FFO) BUMI terhadap utang, yang meroket dari 11,5% pada akhir 2024 menjadi 26,4% per September 2025.

Lonjakan ini merupakan bukti fundamental yang tak terbantahkan bahwa efisiensi operasional yang dijalankan manajemen mulai membuahkan kas riil yang kuat, bukan sekadar angka keuntungan di atas kertas yang sering kali bersifat semu.

Efisiensi operasional pada akhirnya menjadi benteng pertahanan terakhir bagi setiap emiten tambang dalam menghadapi siklus komoditas yang dinamis.

Bagi BUMI, mempertahankan status sebagai "Raja Likuiditas" di bursa saham harus dibarengi dengan predikat sebagai "Raja Efisiensi" jika ingin menjaga momentum pertumbuhan jangka panjang dan meningkatkan kredibilitas di mata lembaga pemeringkat.

Dengan fundamental kas yang semakin solid untuk menopang kewajiban keuangan, perusahaan memiliki peluang lebih besar untuk meraih peringkat kredit yang lebih tinggi, yang pada gilirannya akan memberikan rasa aman dan nilai tambah yang berkelanjutan bagi seluruh pemegang sahamnya.

Baca juga: BUMI Rajai Likuiditas: Jebakan Volume atau Efek Nyata Deleveraging?

Disclaimer: Tulisan ini bukan ajakan jual/beli, tapi bahan diskusi biar lo makin pinter atur strategi. Do Your Own Research (DYOR)!