EmitenNews.com -PT Darma Henwa Tbk (DEWA) meraih laba bersih sebesar Rp13,452 miliar dalam sembilan bulan 2023, atau membaik dibanding periode sama tahun 2022 yang tercatat rugi bersih sebesar Rp129,8 miliar.

Merujuk data laporan keuangan sembilan bulan 2023 telah audit DEWA yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (28/12/2023). Hasil itu dapat memangkas defisit 2,2 persen dibanding akhir tahun 2022 menjadi Rp1,136 triliun pada akhir kuartal III 2023.

Dalamnya defisit itu dan total kewajiban lancar yang melebihi aset lancar hingga Rp1,411 triliun menjadi faktor keraguan kelangsungan usaha emiten kontraktor tambang grup Bakrie Ini.

Seperti ditulis Akuntan Publik, Chairul Wismoyo dalam laporan audit laporan keuangan sembilan bulan 2023 DEWA.

“Kondisi tersebut mengindikasikan adanya suatu ketidakpastian material yang dapat menyebabkan keraguan  signifikan atas kemampuan grup untuk mempertahankan kelangsungan usahanya,” tulis akuntan publik dari KAP Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar dan Rekan pada tanggal 22 Desember 2023.

Untuk keluar dari kondisi itu, DEWA telah melakukan peningkatan volume produksi baru, meningkatkan efisiensi biaya operasional dengan membuka workshop sebagai pusat rekondisi alat berat, dan menjajaki perjanjian baru dan melanjutkan pengembangan bisnis selain batu bara.

Namun manajemen DEWA mengakui kemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya masih tergantung pada dukungan keuangan yang terus menerus dari pemegang saham Grup, serta pencapaian kinerja keuangan yang memuaskan.

Selain itu, efektivitas 3 langkah itu tergantung pada eksistensi dari Manajemen serta kondisi bisnis dan industri di masa depan.

Sementara itu, DEWA melaporkan meraup pendapatan sebesar Rp5,422 triliun dalam sembilan bulan 2023 atau tumbuh dibanding periode sama tahun 2022 yang tercatat Rp4,33 triliun.

Walau beban pokok pendapatan membengkak 18,7 persen secara tahunan menjadi Rp5,107 triliun pada akhir September 2023. Tapi laba kotor tetap melonjak 751 persen menjadi Rp315,3 miliar.

Sementara itu, jumlah kewajiban bertambah 2,5 persen dibanding akhir tahun 2022 menjadi Rp4,884 triliun pada akhir September 2023.   

Pada sisi lain, total ekuitas meningkat 0,83 persen dibanding akhir tahun 2022 menjadi Rp3,252 triliun pada akhir kuartal III 2023.