EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street mengawali pekan ini kompak menguat. Itu ditopang lonjakan mayoritas saham sektor teknologi seiring kekhawatiran investor terhadap kemunculan DeepSeek mereda. Selain itu, investor mulai mengabaikan ancaman penerapan tarif impor oleh presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. 

Saham teknologi berkapitalisasi besar mulai menggeliat. Misalnya, Nvidia surplus 2,87 persen, Alphabet melejit 0,61 persen, Amazon magnet 1,74 persen, dan Microsoft menanjak 0,60 persen. Sementara itu, Trump akan mengumumkan tarif 25 persen untuk seluruh impor baja, alumunium, dan tarif resiprokal bagi negara yang menentapkan tarif impor dari AS.

Penguatan indeks bursa Wall Street, harga beberapa komoditas macam minyak mentah, crude palm oil (CPO), emas, gas, timah, dan tembaga diprediksi menjadi sentimen positif pasar. Posisi indeks harga saham gabungan (IHSG) sudah berada di area jenuh jual berpeluang dimanfaatkan investor untuk aksi beli.

Oleh sebab itu, sepanjang perdagangan hari ini, Selasa, 11 Februari 2025, IHSG diprediksi berbalik menguat. IHSG akan menjelajahi kisaran support 6.580-6.515, dan resistance 6.715-6.784. Berdasar data itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menyodorkan saham berikut sebagai jujukan koleksi.

Yaitu, Bank Syariah Indonesia alias BSI (BRIS), Sumber Alfaria Trijaya alias Alfamart (AMRT), Indofood Sukses Makmur (INDF), Japfa Comfeed (JPFA), Kalbe Farma (KLBF), dan Chandra Asri Pacific (TPIA). (*)