EmitenNews.com - PT Pertamina (Persero) bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggali potensi pasar melalui kegiatan business matching rantai pasok pelaku UMKM ekonomi kreatif, dan industri pariwisata dalam Integrated Industry and Investment (3i) di Daerah Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Dari business matching pekan lalu ini berhasil dihimpun potensi transaksi sebesar Rp2,5 Miliar.


Komitmen kesepakatan ini melanjutkan kesuksesan penyelenggaraan kegiatan serupa di DPSP Mandalika (29/1/22), dan di DPSP Borobudur (6/6/22) sebagai bagian dari upaya perkuatan rantai pasok sektor pariwisata yang mempertemukan sektor perhotelan dengan UMKM.


Di kedua DPSP sebelumnya telah terealisasi transaksi sebesar Rp2,2 miliar untuk Mandalika dan sebesar Rp2,89 miliar di Borobudur. Hingga saat ini permintaan terus bertambah seiring dengan adanya purchase order baru produk UMKM dari beberapa hotel.


Di Labuan Bajo, business matching diikuti oleh sekitar 70 UMKM dan 20 hotel. Berbeda dengan penyelenggaraan sebelumnya, business matching kali ini diintegrasikan dengan beberapa kegiatan lain, yaitu coaching clinic, sosialisasi SNI, penyusunan pedoman pelaksanaan standar usaha berbasis risiko, pengurusan dan penyerahan Nomor Induk Berusaha, SNI CHSE serta aksesibilitas terhadap sumber pendanaan melalui Kredit Usaha Rakyat yang diberi tajuk Integrated, Industry dan Investment (3i).


Dalam sambutannya Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf, Henky Manurung, mengatakan bahwa meski UMKM mengalami keterpurukkan akibat dari pandemi Covid-19, dengan memanfaatkan peluang yang ada serta terus melakukan inovasi, UMKM kembali bisa bangkit. Saat ini Kemenparekraf mengoptimalkan program bagi UMKM melalui kegiatan Integrated, Industry dan Investment (3i).


“Kami akan terus menerus melakukan inovasi, khususnya bagi para pelaku ekonomi kreatif dan memberikan dukungan dari berbagai aspek agar bisa pulih lebih cepat bangkit lebih kuat," tuturnya.


Sementara itu, Manager SMEPP Pertamina, Rudi Ariffianto menyampaikan banyak program mereka yang bertujuan untuk memajukan UMKM agar dapat menghasilkan produk - produk unggulan yang bisa di terima oleh pasar.


“UMKM harus dapat memanfaatkan momentum yang sangat bagus seperti ini untuk dapat menawarkan dan menyampaikan secara detail kelebihan dari produk yang dihasilkan kepada para potential buyer agar terjadi transaksi yang baik," katanya.


Dalam rangkaian kegiatan Business Matching, para pelaku UMKM sebelumnya telah mendapatkan pembekalan pelatihan, berupa public speaking, coaching dan mentoring serta teknik negosiasi, agar ketika berhadapan langsung dengan para potential buyer dapat mempresentasikan produknya dengan baik.


Berdasarkan survei yang telah dilakukan oleh Harvard Business Review, 79% pelanggan mengatakan pertemuan tatap muka adalah cara paling efektif untuk menjual produk ke klien baru, dan 89% setuju bahwa deal business membutuhkan pertemuan tatap muka.


Vice President CSR & SMEPP Management, Fajriyah Usman memastikan para UMKM mitra binaan di Labuan Bajo mampu menyuguhkan produk – produk unggulan yang kreatif dan berkualitas tinggi.


“Saya optimis, bahwa produk yang dihasilkan oleh mitra binaan mampu bersaing, terbukti potensi transaksi dalam business matching kali ini mencapai Rp2,5 miliar. Belajar dari penyelenggaraan sebelumnya, komitmen ini difollow up oleh kedua belah pihak sampai sukses menjadi transaksi riil," ujarnya.


Dengan berakhirnya Business Matching hari ini, di harapkan akan membuka peluang kerja sama lainnya. Kepercayaan yang di berikan oleh para potential buyer kepada produk lokal untuk memenuhi kebutuhan usahanya, sekaligus turut membantu mengampanyekan kecintaan terhadap produk karya anak bangsa.(fj)