EmitenNews.com - Bank Panin (PNBN) menyiapkan dana taktis senilai Rp500 miliar. Dana segar itu, diplom untuk buyback sekitar 286 juta helai hingga 416 juta saham beredar. Harga pelaksanaan buyback berada di kisaran Rp1.200-1.750 per eksemplar. 

Hajatan itu, akan dilakukan dalam tempo tiga bulan. Tepatnya, sejak 24 Maret 2025 hingga 23 Juni 2025. Tindakan itu, didasari harga saham perseroan pada penutupan perdagangan 30 Desember 2024 tercatat Rp1.860, dan pada 21 Maret 2025 sebesar Rp1.370. So, harga saham perseroan telah mengalami penurunan sebesar 26,3 persen. 

Koreksi harga saham itu, tidak mencerminkan kinerja perseroan. Nah, pelaksanaan buyback merupakan salah satu bentuk usaha untuk mendukung stabilitas pasar modal, meningkatkan nilai pemegang saham, dan kinerja saham perseroan. Perseroan berencana menyimpan saham hasil buyback sebagai saham treasury.

Aksi itu, diharap menyetabilkan harga dari kondisi pasar fluktuatif, menjaga harga saham pada level positif, dan pada akhirnya berimbas pada nilai pemegang saham. Kalau perseroan menggunakan seluruh dana buyback itu, jumlah aset dan ekuitas akan menurun Rp500 miliar. 

Kondisi itu, menyebabkan rasio kecukupan modal (CAR) susut 0,38 persen menjadi 34,75 persen dari akhir Desember 2024 di kisaran 35,13 persen. Pelaksanaan buyback tidak berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, likuiditas, dan pertumbuhan usaha. Pasalnya, saat ini, perseroan memiliki modal kerja, dan kelebihan dana kas cukup membiayai seluruh kegiatan, pengembangan usaha, operasional, dan buyback. (*)