Cadangan Emas Cebakan Elang Melonjak, Ini Kata Manajemen Amman

Sejumlah pekerja tengah sibuk mempersiapkan alat berat untuk kegiatan eksplorasi. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMN) terus melakukan eksplorasi untuk mengembangkan cadangan mineral tembaga, dan emas Indonesia, termasuk Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Salah satu eksplorasi besar pulau ini yaitu proyek Elang, tercatat sebagai salah satu deposit tembaga, dan emas porfiri terbesar dunia belum dikembangkan.
Berlokasi sekitar 60 km di timur tambang Batu Hijau -tambang tembaga dan emas terbesar kedua Indonesia- proyek Elang menjadi bagian dari strategi jangka panjang perseroan dalam memperluas operasi, dan meningkatkan kontribusi terhadap industri pertambangan nasional.
Sejak 2020, tim eksplorasi perseroan menemukan deposit tembaga, dan emas porfiri kedua di Elang, dikenal sebagai Elang Selatan. Deposit itu, berdekatan dengan porfiri Elang utama, tetapi lebih dalam, dan memiliki kadar sedikit lebih tinggi. Pengeboran inti sejak 2020, ditambah kenaikan harga logam, dan studi rekayasa, menunjukkan tambang terbuka Elang didesain pada 2019 untuk studi kelayakan tahun 2020 akan jauh lebih besar.
Baru-baru ini, perseroan merilis laporan Joint Ore Reserves Committee (JORC) terbaru per 31 Desember 2024, menunjukkan lonjakan cadangan dan sumber daya mineral Elang. JORC, standar internasional memastikan laporan mengenai sumber daya, dan cadangan mineral dibuat dengan akurat, dan dapat dipercaya.
Berdasar laporan itu, cadangan bijih Elang mengalami peningkatan signifikan. Dibanding laporan edisi 2023, cadangan bijih meningkat 79 persen menjadi 2,5 metrik ton dari 1,4 miliar metrik ton. Peningkatan itu, juga mencakup kenaikan 71 persen dalam kandungan tembaga, dari 10,4 miliar pon menjadi 17,8 miliar pon, dan kenaikan 76 persen dalam kandungan emas, dari 15 juta ons menjadi 26,4 juta ons.
Saat ini, studi kelayakan definitif untuk Elang sedang berlangsung, dan diperkirakan selesai paruh pertama 2025. Lembaga Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mengklasifikasi deposit Elang sebagai deposit Porfiri Cu-Au Super Raksasa, yang ditemukan pada 1991. Klasifikasi itu, menunjukkan potensi besar Cebakan Elang sebagai salah satu sumber daya tembaga, dan emas terbesar belum dikembangkan dunia.
Vice President Corporate Communications Amman Mineral, Kartika Octaviana menyampaikan peningkatan signifikan dalam cadangan bijih Elang memberi peluang besar bagi berbagai pihak. “Peningkatan cadangan berpotensi mendorong produksi, dan memperpanjang umur tambang secara signifikan. Itu tidak hanya berdampak positif bagi bisnis, namun juga memperkuat kontribusi terhadap industri pertambangan, perekonomian daerah, dan nasional,” tutur Kartika.
Berdasar rencana saat ini, Amman Mineral terus melakukan penambangan Fase 8 tambang Batu Hijau hingga 2030, dengan kemungkinan pemanfaatan stockpile hingga 2033. Kegiatan penambangan tambang Elang direncanakan berlangsung setelah usia tambang Batu Hijau selesai hingga 2046. Fasilitas pengolahan bijih, smelter tembaga, dan pemurnian logam mulia rencananya akan memanfaatkan fasilitas sudah ada di Batu Hijau. (*)
Related News

Tambah Muatan, Warga India Gulung 3,67 Juta Saham ISAT

Tumbuh Minimalis, GJTL 2024 Raup Laba Rp1,18 Triliun

Susut 16 Persen, Laba PTBA 2024 Tersisa Rp5,1 Triliun

Sunat Porsi, Sigmantara Lego 1,24 Miliar Saham AMRT Rp2.000 per Lembar

Drop 67 Persen, Laba SIG (SMGR) 2024 Sisa Rp719,76 Miliar

Transaksi Tanpa Hambatan, BRI Pastikan Keandalan Super Apps BRImo