Capital OutfIow Menderas, IHSG Berpotensi Menguat Terbatas
Papan perdagangan di Bursa Efek Indonesia yang menunjukkan kondisi IHSG sedang mengalami penguatan. Foto/Rizki EmitenNews
EmitenNews.com - Yugen Sekuritas meramal Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak pada range support 6.954, dan resistance 7.123 sepanjang perdagangan, Rabu, 5 Juni 2024.
Menurut CEO Yugen Sekuritas William Surya Wijaya, pergerakan IHSG pasca rilis data perekonomian tingkat inflasi yang menunjukkan masih stabilnya kondisi perekonomian Indonesia memberikan sentimen positif bagi pola gerak IHSG.
“Hari ini IHSG masih berpotensi mengalami penguatan terbatas, namun masih terjadinya capital outflow yang tercatat secara ytd masih menjadi salah satu sentimen yang perlu diwaspadai, disisi lain fluktuasi nilai tukar Rupiah turut memberikan dampak terhadap emiten-emiten berkaitan,” ujar William.
Saham pilihan dari Yugen Sekuritas masih jatuh pada emiten berkapitalisasi besar seperti AALI, ITMG, SMGR, BMRI, BBCA, JSMR dan CTRA.
Adapun beberapa sentimen yang patut diperhatikan oleh pelaku pasar saat ini adalah Indeks Nifty 50 mengalami penurunan sebesar 5,33% di India. Investor khawatir karena sinyal pelemahan ekonomi AS, meskipun data ekonomi AS semalam (termasuk ISM Manufacturing Index dan Construction Spending) memperkuat harapan bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga acuan tahun ini.
Kinerja indeks saham regional juga terpengaruh. Saham di sektor energi mengalami penurunan setelah OPEC dan negara produsen minyak besar lainnya mengumumkan rencana untuk meningkatkan volume produksi sebelum akhir tahun ini. Dengan kata lain, kebijakan pemangkasan produksi yang sebelumnya menopang harga minyak mentah dunia secara resmi telah berakhir.
Kekhawatiran Inflasi dan Suku Bunga AS: Beberapa minggu terakhir, investor khawatir bahwa Federal Reserve tidak akan menurunkan suku bunga hingga tahun 2025. Inflasi yang tetap di atas target 2% dan peringatan dari pejabat tinggi Federal Reserve membuat mereka enggan terburu-buru menurunkan suku bunga sebelum ada bukti kuat bahwa inflasi sudah sepenuhnya terkendali.
Fokus Investor pada Data Non-Farm Payrolls (NFP) AS: Perhatian investor saat ini tertuju pada rilis data Non-Farm Payrolls (NFP) AS yang akan terjadi pada hari Jumat. Data ini memberikan gambaran terkini tentang pasar tenaga kerja AS.
Data Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS): Malam ini, Pemerintah AS akan merilis data Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS), yang akan memperlihatkan jumlah iklan lowongan kerja di bulan April.
Data Inflasi Korea Selatan dan Penjualan Ritel di Australia: Dari Asia, investor juga mencermati data inflasi (CPI) Korea Selatan yang tumbuh melambat menjadi 2,7% Y/Y di bulan Mei (terendah sejak Juli 2023), dibandingkan dengan 2,9% Y/Y di bulan sebelumnya. Di sisi lain, penjualan ritel di Australia naik 0,1% M/M (+1,3% Y/Y) di bulan April, pulih dari penurunan 0,4% M/M (+0,9% Y/Y) di bulan sebelumnya dan mengkonfirmasi perhitungan awal (Preliminary).
Related News
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha
Transaksi Aset Kripto di Indonesia Hingga Oktober Tembus Rp475 Triliun